Garmin: Hadapi Pandemi, Indonesia Tak Terlalu Stres Dibanding Warga Asia Lain

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Photo byengin akyurtonUnsplash

Uzone.id- Siapa bilang masyarakat Indonesia stres menghadapi pandemi Covid-19 yang tak menentu kapan usainya? Buktinya, sistem pelacak GPS (termasuk gaya hidup dan kesehatan) yang dimilikiGarminmenemukan fakta bahwa pandemi dan PSBB tidak lantas membuat tingkat stres masyarakat Indonesia melonjak.

Dalam keterangan resmi yang dikirimkan Garmin kepada Uzone.id, Selasa, 22 Desember 2020, Garmin menemukan jika tingkat stres pengguna Garmin di Indonesia menjadi yang terendah ketiga dibanding negara lain di Asia. Terlebih, data tersebut menurun dibanding tahun lalu pada periode yang sama. Dengan kata lain, pandemi dan PSBB tak lantas membuat tingkat stres masyarakat Indonesia menanjak, khususnya perempuan di Indonesia yang mencatat tingkat stres di bawah 20, menjadi yang terendah dibanding seluruh pengguna Garmin di negara Asia lainnya.

Selama masa pandemi pula, Garmin menemukan fakta menarik lainnya perihal deep sleep atau fase tidur tatkala manusia sedang terlelap. Deep sleep merupakan fase penting yang dibutuhkan manusia agar merasa segar ketika bangun tidur. Di Indonesia sendiri, data yang diperoleh oleh Garmin Connect menyatakan bahwa perempuan di Indonesia memiliki rata-rata deep sleep yang cukup baik dibanding di negara Asia lainnya, yaitu hampir mencapai 70 menit. Sedangkan, laki-laki justru memiliki rata-rata deep sleep yang cukup rendah, yaitu di atas 50 menit.

Baca juga:Garmin Forerunner 745, Berbobot Ringan Pantau Lebih Banyak

Selain itu, Garmin menemukan bahwa di seluruh negara di Asia, perempuan memiliki tingkat deep sleep yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini dapat dikaitkan dengan kemampuan mengelola stres laki-laki yang belum sebaik perempuan. Pasalnya, penelitian yang dilakukan oleh Bixler et.al. menyatakan secara umum bahwa perempuan memiliki waktu tidur yang lebih banyak dibanding laki-laki karena lebih mampu mengatasi pemicu stres yang berasal dari luar, di mana dapat mengganggu proses tidur manusia.

Sebagai perangkat jam pintar yang mendukung gaya hidup aktif, Garmin juga mengukur intensitas aktivitas fisik pengguna atau yang biasa disebut dengan Intensity Minutes. Data Intensity Minutes diperoleh saat jam pintar (smartwatch) Garmin mendeteksi aktivitas fisik dengan intensitas tertentu yang berlangsung selama lebih dari 10 menit berdasarkan detak jantung pengguna, di mana data tersebut kemudian diolah untuk mengevaluasi apakah pengguna sudah mencapai intensitas latihan mingguan, sesuai standar WHO.

Data yang diperoleh Garmin Connect di kawasan Asia menunjukkan intensitas aktivitas fisik pengguna laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Di Indonesia sendiri, intensitas aktivitas fisik pengguna laki-laki berada di urutan terendah dibanding pengguna laki-laki di Asia. Sedangkan, pengguna perempuan di Indonesia menempati posisi keenam di Asia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, ketidakaktifan fisik menjadi faktor risiko utama keempat untuk kematian di seluruh dunia. 6% dari angka kematian tahunan terkait dengan aktivitas fisik, dan lebih dari 2 juta kematian dapat dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Oleh karena itu, meskipun data dari Garmin Connect menyatakan tingkat stres pengguna Garmin di Indonesia terbilang rendah dengan jumlah deep sleep yang cukup baik, bukan berarti masyarakat Indonesia tidak perlu meningkatkan intensitas aktivitas fisiknya yang rata-ratanya masih berada di golongan terendah dibanding negara lain di Asia.

Baca juga:Kena Ransomware, Garmin Bayar ke Hacker?

Sejalan dengan komitmen untuk senantiasa menginspirasi masyarakat dalam menjalankan gaya hidup aktif, Garmin menghadirkan kampanye bertajuk Health Campaign. Kampanye ini mengajak masyarakat Indonesia untuk secara aktif memantau kondisi tubuh berdasarkan data demi menjaga kesehatan dalam jangka panjang. Melalui Health Campaign, Garmin berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat Indonesia terkait kesehatan fisik dan mental melalui berbagai data kesehatan yang dihasilkan dari pemantauan sehari-hari, langsung dari pergelangan tangan.

Untuk mendukung kampanye tersebut, berbagai seri smartwatch Garmin seperti Vivo—Venu, Vivoactive 4/4S, Vivomove, dan Vivosmart 4 hadir untuk membantu pengguna memonitor data kesehatan mereka 24/7 secara ilmiah dengan melihat indikator kesehatan real-time dan mengamati tren kesehatan jangka panjang. Dilengkapi dengan beragam fungsi monitoring kesehatan, setiap seri smartwatch Garmin mendukung pengguna secara aktif mengobservasi segala perubahan dalam tubuh setiap saat, dan mengimbau mereka untuk melakukan pemeriksaan medis ketika dibutuhkan, tanpa menyia-nyiakan waktu.

Seri Vivo—Venu, Vivoactive 4/4S, Vivomove, Vivosmart4, dikenal dengan fitur kesehatannya yang komprehensif. Fitur-fitur tersebut diharapkan dapat memberikan pengguna gambaran yang jelas tentang kondisi kesehatan mereka, baik di kehidupan sehari-hari maupun saat melakukan aktivitas fisik. Selain pemantauan dasar detak jantung 24/7, smartwatch Garmin juga memiliki daya tahan baterai yang mampu bertahan lama, memungkinkan pelacakan konstan indikator kesehatan utama seperti tingkat pernapasan, tingkat stres, deep sleep, tingkat oksigen pada darah, body battery (cadangan energi sepanjang hari), dan lainnya.