Geger Drama War Tiket Coldplay: ‘Invasi’ Bot, Marak Penipuan dan Calo

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Usai sudah perburuan (resmi) tiket konser Coldplay di Indonesia. Sayangnya, dari sekian banyak postingan dan cuitan di media sosial, hanya sedikit orang-orang yang bahagia mendapatkan tiket konser band impian mereka.

Sisanya? Mengeluh dan misuh-misuh karena antrian website yang super panjang, tidak dapat masuk ke website, dan yang terburuk, kehabisan tiket.

Jika dilihat, tidak banyak orang-orang yang mendapat tiket hasil war, alih-alih, belum satu jam periode pembelian dibuka, sudah banyak orang-orang yang menawarkan tiket dengan kata kunci WTS atauWant To Sale, jasa titip atau jastip juga semakin ramai ‘pengunjung’, serta kehadiran bot yang ternyata jadi dalang langkanya tiket Coldplay di Indonesia.

'WTS' dan calo merajalela

Eits! WTS bukan sembarang WTS. Calo memanfaatkan kepanikan warganet yang gagal mendapat tiket untuk menjual tiket dengan harga super duper mahal. Bahkan, tak sedikit yang menjualnya berkali-kali lipat mencapai Rp60 juta per satu tiket.

Padahal, aslinya tiket Coldplay yang paling mahal yaitu Ultimate Experience hanya dibanderol dengan harga Rp11 juta (belum pajak). 

Bukan satu atau dua orang yang menjadi calo tiket Coldplay, ada yang mengaku mendapat 100 tiket dari orang dalam, ada yang berdalih kelebihan membeli tiket, ada juga yang ternyata menjual tiket ‘ghaib’ alias penipuan.

Penjualan tiket ini pun tersebar di Instagram, Twitter hingga di platform-platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Padahal, e-commerce sendiri melarang penjualan tiket kecuali penyelenggara resmi atauofficial ticketing partner.

Calonya pun bukan hanya orang-orang biasa saja, influencer hingga salah satu pesertabeauty pageantIndonesia pun turut menjual tiket-tiket Coldplay dengan harga yangwow.

Warganet yang geram dengan calo-calo ini pun geram, mereka mengajak pemburu tiket lain untuk tidakpanic buyingdan menunggu hingga mendekati D-Day konser agar calo tiket panik dan menurunkan harga.

Hingga saat ini, WTS-WTS dari para calo terus bermunculan dan semakin berani menjual tiket Coldplay dengan harga yang lebih mahal.

Penggunaan bot dan mesin

Selain calo, bot pun menjadi musuh warganet ketika war tiket online Coldplay. Tak hanya digunakan untuk mengincar barang-barang flash sale, bot juga kini digunakan untuk mengincar tiket dengan jumlah banyak. Bukan satuan atau puluhan, tapi ratusan tiket dari berbagaisection.

Selain orang dalam, calo Coldplay menggunakan bot untuk mendapatkan tiket dalam jumlah yang banyak. Bot-bot ini seharusnya menjadi pertimbangan penyelenggara event untuk meningkatkan kembali kecanggihan sistem e-ticketing mereka.

Menurut akun @jktgo, para calo menggunakan mesin, sehingga pengguna yang menggunakan 10 laptop pun gagal karena cara ‘cerdas’ ini.

Melihat maraknya penggunaan bot, penggemar Coldplay di Indonesia berharap penjualan tiket dilakukan secara manual lewat loket-loket fisik seperti masa-masa terdahulu.

Selain itu, warganet juga mengajak calon penonton untuk tidak langsung membeli tiket saat ini, namun menjelang hari H agar harga semakin turun. Menjelang konser dimulai, calo-calo juga akan banting harga agar modal mereka kembali, maka dari itu, sabar dulu ya fans Coldplay.

Penipuan jastip 

Salah satu strategi untuk mendapatkan tiket Coldplay tanpa perlu war adalah menggunakan jastip atau jasa titip. Semenjak penjualan tiket diumumkan, banyak orang menawarkan jasa titip tiket Coldplay dengan harga beragam. Ada yang murah, cukup murah, hingga bisa dibilang mahal.

Orang-orang tentu tergoda, apalagi dengan persaingan ketat jika melakukan war tiket sendiri, jastip adalah jalan pintas yang menjanjikan.

Too bad, usai perburuan tiket selesai, penipuan menggunakan modus jastip malah merajalela di media sosial dengan kerugian ratusan juta dan korban mencapai puluhan orang. 

Salah satunya, penipuan jastip yang dilakukan oleh tersangka suami-istri ABF dan W yang merugikan sekitar 60 orang dengan total kerugian Rp257 juta. 

Keduanya lebih dulu ramai di Twitter, dimana salah satu korban menceritakan kejadian in lewat sebuah utas. Pelaku @findtrove_id ternyata membeli akun Twitter tersebut dari seseorang dan memanfaatkan followers yang cukup banyak untuk mengelabui korban.

Selain itu, mereka juga memiliki website seolah-olah mereka telah berhasil mendapat berbagai tiket konser sebelumnya. Mereka juga membuat komentar (testimoni) sendiri untuk meyakinkan kalau jastip tersebuttrusted.

Dalam modus ini, mereka meminta calon pembeli untuk menyetor atau melakukan transfer sejumlah uang lebih dulu agar tiket tidak hangus.