Gelombang Panas Masih Sambut Turis di Eropa Pekan Ini

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sejumlah kawasan di Eropa masih dihantam oleh gelombang panas hingga pekan ini.

Mengutip Accuweather, gelombang panas disebabkan oleh sistem badai di atas Samudra Atlantik yang menyebabkan tekanan tinggi di Eropa tengah dan timur dan angin dari Afrika.

Jerman, Prancis, Spanyol, dan negara-negara yang biasanya bersuhu sejuk seperti Swiss juga terdampak hawa gerah dari gelombang panas ini.


Pekan kemarin Prancis sempat mengalami suhu hingga 45,5 derajat Celcius.

Pemerintah kota Paris sampai membangun 1.000 keran air minum agar warga dan turis tak kehausan selama musim panas.

Selain itu dibangun juga ruangan berpendingin udara di sekitar objek wisata populer di Paris, seperti Menara Eiffel.

Gelombang panas yang melanda Yunani juga membuat pemerintah di sana untuk sementara menutup objek wisatanya, salah satunya Acropolis di Athena.


Dikutip dari CNN Travel, suhu udara di sana mencapai 37,7 derajat Celcius. Biasanya suhu paling panas di sana mencapai 32,2 derajat Celcius.

Bukan cuma Eropa, gelombang panas juga meniupkan suhu gerah ke seluruh dunia. Tercatat bulan Juni 2019 merupakan bulan terpanas di bumi.

Berkaca pada tahun lalu, gelombang panas bahkan sampai mengakibatkan kebakaran hutan di Amerika Serikat.

Bagi turis yang berencana berwisata ke Eropa selama musim panas, diimbau agar tetap menjaga kesehatan tubuh, dengan minum air putih dan mengurangi terlalu lama berada di luar ruang.

Turis juga harus mulai mengenali kondisi tubuh yang terdampak gelombang panas, seperti lemas, sesak napas, dan sakit kepala.

Imbauan tersebut juga berlaku bagi turis anak, wanita hamil, dan manula.


Berita Terkait