George Harrison: Behind the Locked Door

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Bagi Anda para Beatlemania, tampaknya Anda harus membaca buku karya Graeme Thomson satu ini. Karena dalam buku ini Thomson menarasikan kisah George Harrison pasca perpisahannya dengan The Beatles.

Eksistensi Harrison digambarkan cukup jelas oleh Thomson, sehingga dapat dikatakan bahwa yin dan yang pada sosok Harrison diceritakan dengan sangat gamblang.

Sosok Harrison yang dahulu tenggelam dalam sorotan kedua teman satu band-nya, McCartney dan Lennon, membuat awam sulit melihat bagaimana karakter Harrison dalam The Beatles.

Sebagai penulis yang terkenal dengan tulisan apiknya soal musik, Thomson menuangkan kisah-kisah terpendam dari Harrison yang jarang sekali diketahui awam.

Perjalanan Harrison menuju India pada September 1966 sangat mengubah pandangan hidupnya, dan Harrison menganggap bahwa ini perjalanan spiritualitas.

Dalam perjalanan menuju pencerahan, Harrison menganggap bahwa musik, yoga, sastra, serta meditasi merupakan elemen terpenting dalam hidupnya, dan hal itu ia rasakan dengan bimbingan guru spiritualnya, Ravi Shankar.

Banyak yang tidak menyangka, justru seorang Harrison lah yang sebenarnya jauh lebih filosofis dalam hidupnya yang digambarkan dengan lirik-lirik sensitif yang telah ia buat, ketimbang ketiga personel The Beatles lainnya.

Konteks lain yang dilontarkan oleh Thomson adalah tentang “kenakalan” Harrison pada wanita, yang mengingatkan Anda akan sejarah percintaan rock n’ roll - isu perselingkuhan istri pertama Ringgo, Maureen dengan Harrison, juga isu psiko-seksual yang terjadi pada cinta segitiga Pattie Boyd, Eric Clapton, dan Harrison.

Potret Harrison sebagai sosok manusiawi, sensitif, multitalenta, serta berlibido tinggi menjadi hal yang menarik untuk dibaca oleh penggemar The Beatles.