Gerhana Bulan Tertutup Awan, Antrean Pemakai Teleskop di Monas Disetop

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Animo masyarakat untuk melihat Gerhana Bulan pada Senin malam (31/1) di kawasan Monumen Nasional (Monas) sangat tinggi. Puluhan orang sudah mengantre di Cawan Monas untuk memakai teleskop gratis yang disediakan. 

Namun, para pengunjung yang ingin melihat secara langsung fenomena langka gerhana Bulan total ini harus menelan kekecewaan. Sebab sejak sekitar 19.30 WIB petugas menghentikan antrean tersebut.

Alasan antrean dihentikan adalah karena Bulan di langit Monas tak terlihat. Meskipun sudah menggunakan teleskop, Bulan di Monas tak juga terlihat di langit Monas.

"Antrean melihat gerhana disetop karena Bulan tak terlihat," kata Amin, petugas keamanan Monas, kepadakumparan.

Selain menghentikan antrean pemakai teleskop, petugas juga menghentikan layanan live streaming via Youtube LAPAN yang disediakan untuk menampilkan proses gerhana Bulan total malam ini di layar. Sebab, dari live streaming ini Bulan juga tak terlihat.

Aceng, teknisi di Monas, mengatakan antrean pemakaian teleskop di Monas bisa jadi akan dilanjutkan kembali. "Tunggu Bulan terlihat," kata Aceng kepadakumparan.

Pada malam ini, Monas adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi warga Jakarta untuk melihat gerhana Bulan total.

Untuk pengamatan gerhana Bulan total malam ini, Monas menggunakan satu unit teleskop. Teleskop ini dipinjam pengelola Monas dari Planetarium dan Observatorium Jakarta. Jenis teleskop itu adalah Celestron AstroMaster 130.

Kepala Seksi Pelayanan Monas, Endrati Fariani, mengatakan teleskop ini sengaja dipinjam untuk memfasilitas para pengunjung yang hendak melihat gerhana Bulan total pada malam ini.

Yang membuat gerhana Bulan total kali ini sangat unik, adalah karena ada tiga kejadian yang terjadi bersamaan pada malam ini, yaitu supermoon (Bulan super), blood moon (Bulan merah darah atau gerhana Bulan total), dan blue moon (Bulan biru).