Red Velvet, Grup Prematur SM Entertainment yang Mendunia

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Red Velvet merupakan salah satu grup vokal generasi ketiga asal Korea Selatan yang sukses mengembangkan sayap ke dunia internasional. Kehadiran mereka sesungguhnya sempat sangat dinantikan sebab Red Velvet merupakan grup vokal perempuan pertama SM Entertainment setelah f(x) 'lahir' pada 2009.

Pada 1 Agustus 2014, Red Velvet debut dengan empat anggota yakni Irene, Wendy, Seulgi dan Joy melalui singleHappiness. Saat itu mereka tampil dengan warna-warni dan nuansa lagu ceria.

Hanya berselang dua bulan, mereka merilis single terbaruBe Naturaldengan nuansa yang gelap.Be Naturalmerupakan lagu yang dulunya dipopulerkan olehgirlbandSM Entertainment, S.E.S.

Hingga pada Maret 2015, jumlahmemberRed Velvet bertambah. Yeri masuk dan menjadi anggota termuda. Mereka puncomebackdengan laguIce Cream CakedanAutomatic. Sejak saat itu, Red Velvet resmi beranggotakan lima orang hingga kini.

Meski dinantikan dan lahir dari salah satu pelaku industri musik terbesar di Korea, namun jalan yang ditempuh 'anak perempuan' terakhir SM ini tak langsung mulus. Banyak jalan berbatu yang harus dilalui dalam lima tahun terakhir.

Debut Red Velvet sudah menuai banyak cacian. Saat itu mereka disebut sebagai grup paling gagal dalam sejarah debut SM karena dinilai tidak matang dan terlalu prematur.

Pandangan itu diutarakan sejumlah warganet Korea karena melihat usia Irene, selaku member tertua, memulai debut di usia yang tak lagi belia. Biasanya, anggota girlband SM Entertainment debut di usia belasan tahun atau awal 20-an.

Belum lagi ketika SM memutuskan untuk menambahkan Yeri dalam formasi. Sikap itu seakan membuktikan pandangan publik bila mereka merupakan grup prematur karena telah debut dengan personel yang 'tak lengkap'.

Red Velvet terbilang sebagai grup vokal perempuan Korsel yang berani tampil beda. (screenshot via Youtube/@SMTOWN)

Namun Red Velvet tetap berjalan maju. Seiring waktu, cacian berubah menjadi pujian. Mereka dianggap sebagai grup perempuan yang menghilangkan label-label atau konsep khusus bagi idol perempuan seperti imut atau seksi.

Red Velvet menawarkan keduanya sekaligus. Mereka memiliki konsepReddanVelvet. KonsepRedmewakilkan sisi yang penuh warna dan ceria. Konsep itu terlihat dari lagu-lagu hit sepertiRed Summer,Rookie, danDumb Dumb.

Sementara, konsep 'Velvet' menampilkan sisi yang lebih elegan, dewasa dan biasanya bergenre R&B atau balada. Konsep 'Velvet' dapat terlihat jelas dicomebackmereka dalamAutomatic,One of These Nights, danBad Boy.

Hal itu membuat Majalah IZE pernah menyebut Red Velvet sebagai figur perempuan-perempuan sukses yang membantu mengubah citra di Korea Selatan yang menanamkan bahwa perempuan itu pasif.

Jika pada umumnya grup perempuan di Negeri Ginseng digemari kaum adam, Red Velvet malah sebaliknya. Grup yang diketuai Irene ini, menurut data media Dazed, diidolakan oleh perempuan-perempuan muda.

Grup ini juga tergolong berani karena kerap bereksperimen dengan menggabungkan variasi genre atau menjajal genre baru yang belum dicoba sebelumnya. Keberanian itu membuat nuansacomebackmereka selalu berbeda.

Red Velvet beberapa kali menyajikan konsep gelap, bahkan cenderung horor seperti dalamPeek-a-boodanRussian Roulette.

Red Velvet mengusung dua konsep berbeda sekaligus dalam musik mereka. (dok. SM Entertainment via YouTube)

Perlahan tapi pasti, pandangan gagal terhadap Red Velvet luruh. Lagu-lagu terbaru mereka menjadi 'pelanggan setia' di puncak tangga lagu Korea. Lantas, mereka berhasil menggelar tur dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Red Velvet juga terpilih menjadi grup yang mewakili Korea Selatan dalam agenda diplomatik dengan Korea Utara pada 1 April 2018.

Pada 2019, Red Velvet comebackdengan beberapa lagu hit yakniZimzalabimdanUmpah Umpah.

Berita Terkait