Google: 2 dari 3 Pengguna Internet di Indonesia Alami Kebocoran Data

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi foto:Philipp Katzenberger/Unsplash

Uzone.id- Ancaman kejahatan siber terus menghantui pengguna internet, apalagi saat ini berbagai aktivitas bisa dilakukan secara digital. Mulai dari sekolah, kuliah, meeting dan bahkan belanja secara online.

Aktivitas secara digital ini juga mendorong pengguna internet untuk melakukan transaksi termasuk berbelanja secara online, hal ini membuat para penjahat siber makin gencar berburu data pribadi pengguna.

Menurut Amanda Chan, Product Marketing Manager, Google Indonesia, Rabu, (03/11/2021), resiko keamanan online terbesar bagi pengguna internet terletak pada password atau kata sandi.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Google pada bulan September di 11 negara di Asia Pasifik, Google menemukan bahwa 2 dari 3 pengguna internet di Indonesia telah mengalami kebocoran data pribadi.

Baca juga:Google Singkirkan 150 Aplikasi Nakal untuk Android

Namun, hasil ini tak cukup mendorong pengguna internet untuk merubah kebiasaan mereka. Karena, sebanyak 89 persen pengguna masih mempertahankan kebiasaan menggunakan sandi yang lemah.

Penggunaan kata sandi yang lemah akan memudahkan penjahat siber dalam membobol data pribadi pengguna. Begitupun juga dengan penggunaan kata sandi secara berulang-ulang dapat meningkatkan resiko kebocoran data.

“Pengguna yang menggunakan sandi yang sama berpotensi 2x lebih tinggi mengalami kasus pencurian data keuangan secara online,” jelas Amanda Chan.

Adapun kebiasaan para warganet dalam mengulang-ulang kata sandi didorong oleh dua hal, 40 persen responden menggunakan password berulang-ulang karena takut lupa dengan sandi yang baru. Sekitar 30 persen lainnya mengaku menggunakan sandi yang sama karena lebih praktis.

Dalam bertransaksi secara online, menjaga kerahasiaan username dan juga kata sandi akun pribadi menjadi sangat penting. Namun, dari hasil survei yang dilaksanakan Google, 3 dari 5 responden membagikan sandi dengan teman dan keluarga.

Baca juga:Survei: Sosial Media jadi Alasan Utama Warga Indonesia Main Internet

Biasanya, mereka membagikan password dari akun streaming, akun layanan pesan-antar makanan, dan situs e-commerce.

Bahkan, 74 persen responden yang menyimpan informasi keuangan secara online juga membagikan sandi ke kerabat mereka.

Melihat resiko pembobolan data yang mengincar para pengguna internet, Amanda menghimbau para pengguna untuk menggunakan sandi yang lebih aman.

Selain itu, Google juga menghadirkan Tools yang dapat memudahkan para pengguna internet mengatur dan mengamankan password akun-akun mereka.

Tools tersebut diantaranya, Password Checkup dan Password Manager. Password Checkup berguna untuk menginformasikan apakah password yang digunakan lemah, tidak aman atau telah diretas. Tools ini juga akan memberitahu pengguna saat password dipakai berulang-ulang di berbagai akun.

Selanjutnya, ada Password Manager. Bagi yang seringkali lupa kata sandi dari akun yang dimiliki, pengguna bisa menggunakan tools Password Manager. 

Kegunaan dari Password manager adalah untuk memelihara kata sandi dan informasi akun. Aplikasi ini juga akan menyimpan informasi login berbagai akun sehingga kalian tak perlu memasukkan sandi secara manual.