Google Ikut Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pengguna media sosial di seluruh dunia sangat marah ketikaGoogle Mapsmencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengakui kota bersejarah itu sebagai ibukota Israel.

Sejak Kamis lalu, saat melakukan pencarian diGoogle Mapsdengan mengetik 'ibukota Israel' akan muncul Yerusalem. Tidak jelas apakahGoogle Mapsmengubah penunjukan ini berdasarkan pernyataan Trump atau sebelumnya memang sudah tercantum seperti itu.

Saat diminta untuk memberi komentarGoogletak menanggapi masalah ini. Namun sebuah petisi online yang menuntutGoogle Mapsberhenti mencantumkan Yerusalem sebagai ibukota Israel mendapat hampir 1.000 tanda tangan pada Kamis sore.

"Hanya karena Trump telah mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel tidak berarti kita menyetujuinya atau setuju dengannya," tulis pembuat petisi Yazan Al-Asad dalam sebuah email kepadaGoogle, sebagaimana dikutipDreamdari lamanAnadolu Agency, Sabtu 9 Desember 2017.

"Kami tidak bisa menyerah pada retorika palsu dan ofensif Trump. Saya terkejut ketika mengetahui hari ini bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel diGoogle. Marilah kita beritahuGooglebahwa kita menolak pengakuan semacam itu," tambahnya.

Perusahaan yang berpusat di Mountain View, California, AS, itu juga mendapat kritik keras dari beberapa 'rekan' media sosial.

"Cobalah Anda memahami faktanyaGoogle," tulis Salim Elewa diTwitter. "(Apa yang Anda lalukan) Itu menjijikkan. Anda mendukung tindakan kejahatan mengerikan ini terhadap orang-orang Palestina."

Jerusalem adalah salah satu tempat tersuci bagi tiga agama terbesar di dunia, Islam, Nasrani, dan Yahudi.

Trump mengatakan bahwa pemerintah AS akan memulai proses memindahkan kedutaannya dari lokasi saat ini di Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah ini tentu saja mendapat pujian selangit dari pemerintah Israel.

Pada hari Kamis, pihak berwenang Palestina menyerukan pemogokan umum dan demonstrasi di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Bentrokan antara pemrotes dan militer Israel menewaskan setidaknya 30 orang warga Palestina.