Gua Harimau dan Gua Putri Menuju Cagar Budaya Nasional

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Keinginan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadikan Gua Harimau dan Gua Putri di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menjadi cagar budaya nasional segera terwujud. 

“Dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permusiuman menargetkan Gua Harimau dan Gua Putri menjadi kawasan cagar budaya nasional pada 2019,” kata Kepala Disbudpar Irene Camelyn, Kamis (25/10).

Menurut Irene Camelyn, Sumsel berhasil mengusulkan Gua Harimau menjadi cagar budaya nasional. Tapi ada perdebatan, akan menjadi situs atau kawasan cagar budaya nasional. Namun, akhirnya disepakati menjadi kawasan cagar budaya nasional karena kita ingin penyelamatan.

 

Dengan ditetapkannya Gua Harimau dan Gua Putri sebagai kawasan cagar budaya nasional, menurut Irene, akan ada aksi penyelamatan,  pemeliharaan, pelestarian, dan sebagainya.

Kepala Disbudpar Sumsel menjelaskan, untuk menetapkan Gua Harimai sebagai cagar budaya nasional, pekan lalu telah dilaksanakan rakor penetapan Goa Harimau sebagai cagar budaya peringkat nasional.

Dalam rakor tersebut dihadiri wakil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permusiuman Desse Yussubrasta. Menurutnya, setelah ditetapkan menjadi situs  cagar budaya nasional oleh Mendikbud baru bisa ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya nasional. “Untuk menjadi kawasan cagar budaya nasional paling sedikit ada dua situs,” katanya.

Situs budaya Gua Harimau dan Gua Putri yang terletak di Desa Padang Bindu Kabupaten OKU. Gua Harimau, menurut Desse, sangat besar peluangnya menjadi cagar budaya peringkat nasional. “Gua Harimau sangat istimewa dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya Kabupaten Ogan Komering Ulu sejak Mei 2017,” ujarnya.

Menurut Truman Simanjuntak dari Pusat Arkeologi Nasional, Gua Harimau dan Gua Putri direncanakan menjadi kawasan cagar budaya nasional Padang Bindu karena peninggalannya memberikan nilai yang banyak seperti pengetahuan, sejarah. Gua Harimau itu dihuni sangat lama sekitar 22.000 tahun lalu.  

“Gua Harimau merupakan situs tertua di Sumatera. Ada yang lebih tua lagi yakni di Sumatera Bara,t tapi tidak lengkap. Di Gua Harimau tinggal dua ras berbeda dengan empat perkembangan budaya,” katanya.

Menurut Truman, Gua Harimau memperlihatkan sejarah mobilitas manusia 22 ribu tahun lalu yang masuk konteks Asia Tenggara. “Di Gua Harimau tergambarkan persebaran arus manusia yang disebut manusia modern. Untuk di Sumatera termasuk pulau yang dihuni sejak dini. Mungkin pulau tertua diantara hunian di kawasan Asia Tenggara berdasarkan penelitian  yang kami lakukan pada 2016,” ujarnya.