Guillermo del Toro, Sineas Meksiko yang Besar di Hollywood Berkat Fantasinya

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id — Bagi pencinta film khususnya genre fantasi harusnya nggak asing mendengar nama sineas satu ini. Lahir dan besar di Meksiko, Guillermo del Toro berhasil membawa nama harum negaranya di kiblat perfilman Hollywood.

del Toro lahir di Guadalajara, Jalisco, Meksiko pada 9 Oktober 1964. Hari ini dia genap berusia 54 tahun!

Demi merayakan hari kelahirannya, yuk kita bahas singkat tentang rekam jejaknya selama bergelut di dunia film.

Pertama kali dia tertarik dengan film saat masa remaja. Dia pun mengulik tentang riasan dan efek film legendaris ‘The Exorcist’ garapan Dick Smith pada 1973. Saat berusia 21 tahun, del Toro memproduksi film pertamanya sendiri, ‘Dona Herlinda and Her Son’ di tahun 1986.

Setelah itu, del Toro menghabiskan 10 tahun sebagai supervisor makeup dan membangun perusahaan sendiri yang diberi nama Necropia di awal 1980an. Dia juga memproduksi dan menyutradarai sejumlah program televisi Meksiko kala itu.

Namanya dikenal luas saat dia menggarap ‘Cronos’ di tahun 1993 yang memenangkan penghargaan besar setara Oscar di Meksiko, Ariel Awards. Kemudian ‘Cronos’ juga membawanya ke panggung kemenangan International Critics Week Prize di Cannes. Dari situ, del Toro mencoba peruntungan di Hollywood.

 

1997

Debut del Toro di Hollywood adalah film ‘Mimic’ yang dirilis pada 1997. Dibintangi Mira Sorvino, film ini menceritakan tentang serangga buatan yang diciptakan untuk membunuh kecoa yang membawa virus berbahaya.

Sayangnya, ‘Mimic’ nggak berhasil mendulang kesuksesan. Namun, film ini cukup membekas di mata penggemar karena menjadi titik awal del Toro eksis di Hollywood.

 

 

2001

Sempat kembali ke Meksiko karena merasa gagal di Hollywood, del Toro tidak langsung menyerah. Dia membuat ‘The Devil’s Backbone’ pada 2001, kisah hantu dengan bumbu perang sipil Spanyol.

Film horor tersebut langsung diapresiasi oleh kritikus dan moviegoer. Semangat del Toro untuk kembali ke Hollywood pun membara lagi. 

 

2002

del Toro menggarap sekuel ‘Blade II’ setahun kemudian pada 2002, film tentang vampir jenis baru yang memangsa manusia untuk menguasai dunia.

Bergenre sci-fi dan fantasi, ‘Blade II’ dianggap menghibur oleh pencinta film. 

 

2004

Perjalanan kariernya semakin memikat hati sejak del Toro memegang proyek ‘Hellboy’ yang dirilis pada 2004. Diadaptasi dari komik Marvel, film ini praktis menjadi salah satu karya ikonisnya.

Dibintangi Ron Perlman, ‘Hellboy’ menerima pujian dan dicintai oleh para penggemarnya. Film ini bahkan telah dibikin reboot-nya yang akan diluncurkan pada 2019.

 

2006

Di tahun ini, film khas del Toro lahir, yakni ‘Pan’s Labyrinth’ dengan campuran genre fantasi dan drama.

Penuh dengan monster magis, del Toro berhasil menciptakan ‘dunia’ baru melalui film dengan latar tahun 1940an di Spanyol ini.

Film ini mengisahkan tentang anak perempuan bernama Ofelia yang bertemu dengan peri dan makhluk magis lainnya dari dunia fantasi ketika dia dan ibunya hendak menghampiri ayah tirinya yang bengis.

‘Pan’s Labyrinth’ mampu meramu esensi fantasi, drama, dan sejarah secara bersamaan. Pengalaman sinematik yang diberikan begitu membekas di hati. Nggak heran film ini menerima 3 piala Oscar.

 

 

2013

del Toro kembali berkreasi di genre sci-fi campur action untuk ‘Pacific Rim’. Berbeda dengan ‘Transformers’, film ikonis ini lebih fokus pada kecanggihan teknologi robot yang menggunakan interaksi dan gerak-gerik dari manusia sebagai senjata untuk melawan makhluk berbahaya.


 

2015 

Film drama fantasi campur horor dibikin del Toro dengan judul ‘Crimson Peak’. Dibintangi oleh Tom Hiddleston, Mia Wasikowska, Jessica Chastain, dan Charlie Hunnam, film ini menyatukan tragedi keluarga, cinta segitiga, dan rumah tua yang begitu misterius.

Meski tidak terlalu memorable, film ini tetap disukai oleh sebagian penggemarnya.

 

2017

Ini dia, puncak karier del Toro yang betul-betul dirayakan. ‘The Shape of Water’ banjir pujian dan dianggap sebagai kisah cantik penuh fantasi yang sangat membekas.

Film ini menceritakan tentang wanita bisu yang menjalin hubungan percintaan dengan monster laut yang ternyata adalah dewa. Lagi-lagi del Toro berhasil membius kritikus dan penonton dengan kisah fantasi plus monster ciptaannya dan tenggelam di dalam kisah unik ini.

Menerima banyak penghargaan bergengsi, film ini juga diganjar Best Picture dan... Best Director untuk del Toro dari Oscar!


 

Selamat ulang tahun, del Toro!