Hati-hati Membeli Jenis Takjil Ini untuk Berbuka Puasa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mengimbau masyarakat waspada ketika membeli pangan jajanan untuk berbuka puasa (takjil). Teliti saat membeli dan pastikan tidak mengandung bahan berbahaya.
Kepala Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi Eli Herlia mengatakan, banyak jajanan makanan berbuka puasa kerap tak mengindahkan kesehatan. Misalnya, dengan sengaja menggunakan bahan kimia seperti pewarna tekstil atau pemanis buatan.
”Imbauan kami kepada masyarakat, kalau membeli makanan harus teliti karena dikhawatirkan menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan,” ujarnya, Minggu 4 Juni 2017.
Berbagai macam makanan berbuka dengan rasa manis, di antaranya kolak pisang, kolak ubi atau candil, sering dijajakan jelang berbuka puasa baik di pingir jalan maupun di pasar-pasar. Ada juga sop buah, kerupuk, hingga gorengan.
Makanan yang menggunakan bahan pemanis buatan biasanya meninggalkan rasa pahit pada ujung lidah. Pedagang menambahkan pemanis buatan agar kuantitas gula biasa dikurangi sehingga menekan biaya produksi.
”Lihat juga terutama makanan yang cenderung memberikan warna yang menyala atau sangat cerah khawatir menggunakan pewarna pakaian. Kemudian makanan yang rasa manisnya agak getir, itu dikhawatirkan mengandung bahan kimia atau pemanis buatan,” ucapnya.
Dinkes Kota Cimahi kerap memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui kader kesehatan mengenai makanan yang sehat untuk dijual baik dari segi komposisi maupun pengolahan dan pengemasan.
”Kader pun menyosialisasikan kepada masyarakat di sekitarnya agar dalam berjualan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan,” katanya.
Beberapa waktu lalu, Dinkes Kota Cimahi sempat mengadakan pelatihan kesehatan makanan terhadap 500 pedagang makanan se-Kota Cimahi. ”Diberikan ilmu cara mengolah makanan yang baik seperti apa,” katanya.
Sebetulnya, lanjut dia, sebelum bulan Ramadan, sudah dilakukan uji bahan makanan yang diduga mengandung bahan kimia. ”Kami mengujinya untuk pewarna, pemanis buatan, dan ada temuan. Cuma, memang di bulan Ramadan itu penjualnya bertambah, beda dengan bulan sebelumnya sehingga pengawasan perlu ditingkatkan,” kata Eli.
Sementara itu, harga-harga kebutuhan pokok di Kota Cimahi cenderung tak berubah. Berdasarkan data, perkembangan harga pangan pokok yang diperoleh Unit Pasar Tradisional Cimindi, Cimahi, harga daging sapi lokal per kilogram Rp 115.000, sapi impor Rp 90.000. Beras Rp 11.500, cabai rawit merah Rp 60.000, cabai rawit hijau Rp 35.000, bawang merah Rp 25.000, bawang putih Rp 60.000, minyak goreng kemasan sekitar Rp 12.000-Rp 15.000, gula pasir Rp 13.5000.
Pembeli asal Cigugur Tengah, Nur (38) mengatakan, harga kebutuhan pokok tidak jauh dengan saat munggahan.
”Biasanya memang munggah lebih mahal, lalu harga turun. Tapi, sekarang cenderung stabil. Lumayan harganya mahal-mahal,” ujarnya.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Cimahi Benny Bachtiar mengakui ada kendala untuk menstabilkan harga. Banyaknya kartel-kartel yang bermain membuat pemerintah kesulitan menjaga kestabilan harga. Butuh kerja sama lintas sektor untuk membasmi kartel atau tengkulak yang bermain harga.***