Himelda Renuat Bicara Soal Optimisme Fintech di Tengah Pandemik Covid-19
Himelda Renuat, Chief Marketing Officer DOKU (foto: Istimewa)
Uzone.id- Wabah virus corona dengan penyakit bernama Covid-19 memang telah melumpuhkan perekonomian hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Perusahaan terpaksa merumahkan karyawannya, sampai berhenti produksi.
Namun hal ini sepertinya tidak berlaku bagi perusahaan penyedia teknologi, termasuk di bidang keuangan. Industri financial technology atau fintech merupakan salah satu yang naik daun di tengah situasi seperti ini. Didorong oleh isu bahwa virus juga bersarang di uang kertas dan koin. Isu ini membuat banyak orang kemudian lebih memilih untuk menggunakan aplikasi pembayaran.
Himelda Renuat adalah salah satu pendiri DOKU dan menjabat sebagai Chief Marketing Officer sejak tahun 2007. Beliau bertanggung jawab atas divisi Sales, Marketing dan konsultasi merchant. Melda memiliki 12 tahun pengalaman di bidang direct content marketing dan eCommerce. Sebelum membangun DOKU bersama 2 orang pendiri lainnya, beliau juga merupakan salah satu pendiri dari sebuah perusahaan TI bernama PT. Indonesia Dua Integrasi.
Berikut wawancara Uzone.id dengan Himelda Renuat beberapa waktu lalu.
1. Covid-19 menghantui, bagaimana saat ini sistem dan mekanisme kerja di Doku?
Kami menerapkan beberapa penyesuaian agar kegiatan operasional setiap harinya tetap berjalan lancar dan pegawai-pegawai DOKU terlindungi kesehatannya. Saat ini divisi-divisi yang terkait operasional dan support 24jam masih tetap masuk kantor, dengan pembatasan jumlah personel dan pembatasan jam kerja dengan sistem shift.
Untuk divisi non-operasional kami menerapkan sistem kerja dari rumah (WFH) dengan prosedur absen online, teleconference sebagai sarana diskusi dan sistem laporan online berkala untuk mengetahui status pekerjaan masing-masing anggota tim.
2. Kira-kira jika wabah ini terus berlangsung, apakah industri fintech akan mengalami penurunan?
Kami justru memandang Fintech sebagai salah satu solusi yang menunjang social distancing dan sistem kerja dari rumah (WFH). Kami optimis Fintech mumpuni untuk menjembatani transaksi antara penjual dan pembeli, seperti contohnya untuk pembelian konten-konten digital, belanja online sampai dengan pembelian polis asuransi dan donasi.
Sampai saat ini kami melihat tren transaksinya masih naik, kecuali untuk jenis kegiatan yang terdampak dengan wabah Corona, seperti travel yg terkait erat dengan transportasi, akomodasi dan aktivitas tempat hiburan .
3. Apakah ada strategi Doku dalam kondisi saat ini?
Dalam kondisi seperti ini, dimana kegiatan tatap muka menjadi sangat terbatas, response cepat tanggap untuk segala situasi sangat perlu diperhatikan. Fokus kami saat ini adalah bagaimana supaya layanan kami ke konsumen dan para mitra tetap terjaga kualitasnya, terutama response ketika konsumen dan merchant kami mengalami kendala layanan.
Selain itu kami juga memperluas kerja sama bisnis dan promosi bersama para mitra dengan bidang usaha yang dapat menjadi layanan yang berguna dan menjadi pengisi waktu dalam kondisi masyarakat berada dirumah dengan adanya wabah Covid 19 ini .
4. Katanya virus corona menempel di uang kertas dan koin. Berarti popularitas fintech bisa naik. kalau naik, berapa persen kira-kira?
Wabah Covid 19 ini layaknya menjadi titik balik bagi seluruh bangsa didunia. Betapa interaksi sosial didalam keuangan pada khususnya dalam melakukan transaksi tradisional menjadi salah satu faktor begitu cepatnya virus ini menyebar. DOKU e-Wallet yang merupakan salah satu opsi metode pembayaran dalam ekosistem payment gateway DOKU menjadi solusi untuk konsumen yang ingin melakukan transaksi praktis tanpa uang kertas/uang receh dan mereka yang tidak memiliki kartu kredit dan rekening bank untuk bertransaksi.
Dengan berlakunya QRIS, penggunaan DOKU e-Wallet semakin diperluas karena dapat memproses transaksi dari operator e-Wallet lainnya. Saat ini DOKU e-Wallet telah digunakan oleh lebih dari 3 juta pengguna dengan rata-rata nilai per transaksi berada pada kisaran 200 – 300 ribu rupiah. Awalnya DOKU e-Wallet yang berbasis server digunakan untuk bertransaksi pada platform mitra-mitra e-commerce kami.
Kami percaya dengan adanya QRIS maka transaksi DOKU e-Wallet akan semakin meningkat, tidak terbatas di platform online store saja, namun juga dari mitra-mitra offline yang terkoneksi melalui QRIS. Untuk nilai pertumbuhan kami mengukur secara prosentase keseluruhan produk dan layanan DOKU, dimana untuk setiap tahunnya target yang tercapai adalah double growth (200%) dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi kontribusi pendapatan diantara tiga pilar produk DOKU, payment gateway masih yang paling tinggi yaitu sekitar 70%, lalu ada produk transfer service sekitar 20%, dan terakhir DOKU e-Wallet berserta layanan finansial VAS yang berkontribusi sekitar 10% dari total pendapatan.
5. Bagaimana strategi Doku menghadapi persaingan di Fintech yang semakin agresif?
Keamanan layanan dengan memperhatikan kenyamanan konsumen, kualitas pelayanan tim Customer Care, dan edukasi serta sosialisasi yang konsisten mengenai Fintech, terutama manfaat dan kemudahan sistem pembayaran ke masyarakat sangat menentukan posisi DOKU dalam peta Fintech Indonesia.
Sudah 13 tahun DOKU melayani konsumen Indonesia, bermitra dengan beragam institusi pembayaran untuk memastikan setiap transaksi dari platform online para mitra sukses dan konsumen mereka mendapatkan barang/jasa yang dibeli online. Kami percaya posisi DOKU akan semakin kuat, apalagi saat ini kami sedang melakukan proses transformasi teknologi, yaitu pembaruan menyeluruh di segala lini produk dan layanan kami.
Kami optimis proses pengembangan ini dapat selesai sesuai target, yaitu pada semester pertama di 2020. Sehingga pada awal semester kedua diharapkan baik mitra usaha maupun perbankan serta konsumen secara luas dapat menikmati produk dan layanan DOKU dengan lebih lancar lagi.