Hindari Minuman Bersoda Saat Lebaran

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Lebaran sudah di depan mata, makanan dan minuman khasnya sudah disiapkan. Biasanya soda akan menjadi salah satu minuman di setiap meja rumah untuk mendampingi makanan.

Meski minum bersoda kesannya hanya diminum setahun sekali, namun nyatanya konsumsinya kadang berlebihan. Padahal, minuman satu ini memiliki banyak efek negatif bagi tubuh manusia.

Laporan Times of India menyatakan, minuman bersoda ini buruk sejak dari bungkusnya. Botol dan kaleng minuman ringan itu terbuat dari bahan plastik dan logam murahan. Konsumsi rutin minuman ini dapat berdampak pada sistem reproduksi.

Mengapa bisa? Dalam pembuatan botol plastik minuman soda, terdapat bisphenol A (BPA), zat kimia terkait dengan masalah hormonal, peningkatan risiko keguguran dan kesuburan yang lebih rendah.

Kemudian, menurut sebuah penelitian, 92 persen orang dewasa menderita kerusakan gigi karena konsumsi soda secara teratur. Asam yang digunakan dalam soda melemahkan enamel gigi yang menyebabkan kerusakan gigi. Di samping itu, kandungan gula lebih lanjut mendorong kerusakan gigi.

Gangguan saluran pencernaan pun menjadi masalah yang ditimbulkan dari minuman tersebut. Banyak perusahaan soda menggunakan air keran biasa yang mengandung kuman dan bakteri. Menurut sebuah penelitian, air mengandung kandungan timbal yang tinggi, yang sama sekali tidak baik untuk tubuh manusia.

Asma pun bisa kambuh ketika minum bersoda, kandungan pengawet yang disebut 'sodium benzoate' yang umumnya ditambah kanuntuk mencegah pertumbuhan bakteri dan pembusukan makanan. Menurut ilmu kedokteran, pengawet ini terkait dengan asma.

Di samping itu, asam fosfat yang digunakan dalam soda juga memecah tulang yang selanjutnya dapat menyebabkan peningkatan keluarnya kalsium dari urin. Menurut sebuah penelitian, ini menyebabkan melemahnya tulang.

Sudah merasa cukup alasan untuk menghindari soda di Hari Raya Idul Fitri? Kalau belum, ingat minuman bersoda pasti memberikan gula yang banyak, hal ini pun akan membuat obesitas dan penurunan berat badan selama puasa akan kembali semula dengan satu langkah ceroboh.