Honda Racing School, Batu Loncatan Pebalap Muda Indonesia

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising


Pebalap Astra Hondra Racing Team (AHRT), Irfan Ardiansyah,mengakui bahwa ajang Astra Honda Racing School (AHRS) menjadi batu loncatan bagi kariernya sebagai seorangrider.

"Saya banyak belajar cara membalap yang benar di AHRS. Mulai dari cara naik motor,riding style, mengaturlap time, dan kedisiplinan," kata Irfan kepadaJUARAdi sela-sela acara kedatangan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10/2016).

Irfan mengikuti HRS pada 2014-2015. Sebelumnya, pebalap berusia 16 tahun ini menekuni balap motokross.

"Jadi, saya tidak terlalu kagok saat mempelajari teknik balapan. Saya belajar dengan sungguh-sungguh karena HRS merupakan batu loncatan untuk naik ke jenjang yang lebh tinggi," kata Irfan.

"Angkatan saya di AHRS waktu itu ada 22 orang. Saat lulus, saya mendapat predikat the best riding pada 2015. Setahun berikutnya, saya mendapat kesempatan turun pertama kali di Asian Road Racing Championship (ARRC) seri kelima di India dan balap ketahanan 4 Jam di Suzuka," ucap Irfan.

Pebalap AHRT lainnya, Gerry Salim, mengaku jadi tahu cara membalap yang benar setelah mengikuti HRS pada 2010.

"Waktu zaman saya, setiap satu minggu itu dihitung satu sesi dan berlangsung selama setahun. Instruktur saya, Noboru Weda merupakan orang asli Jepang dan dia sangat ketat dalam memberikan materi. Meskipun saya paling kecil, saya tidak dimanja dan harus tetap disiplin," kata Gerry.


Pelatih Honda Racing School, M Fadli sedang memberikan materi kepada 16 orang dalam acara coaching clinic Honda di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10/2016). (DELIA MUSTIKASARI/JUARA.NET)
Menurut Gerry, saat sesi lari, Weda juga sangat serius dan teliti dalam memperhatikan catatan waktu.

"Weda juga mengingatkan saat AHRS agar pebalap menguasai bahasa Inggris supaya bisa berkomunikasi dengan mekanik," ujar Gerry.

Gerry berharap agar instruktur AHRS angkatan berikutnya didatangkan langsung dari luar negeri.

"Dengan begitu para pebalap berusia muda bisa belajar disiplin sejak kecil," ujar Gerry.

Sementara itu, sebanyak 16 orang pebalap muda mendapat kesempatan mengikuticoaching clinicbersama Marquez.

Setelah sesi teori, mereka mendapat kesempatan memacu motor bersama juara dunia 2016 tersebut di Sirkuit Sentul.