Ibnu Majid, Penemu Kompas yang Bantu Vasco da Gama Temukan Tanjung Harapan Afrika

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Photo byDenise JansonUnsplash

 

Uzone.id- Jauh sebelum Google menjadi navigator terbesar di dunia, ada seorang ilmuwan muslim yang lebih dulu menjadi navigator ternama di zamannya. Beliau adalah Syihabuddin Ahmad bin Majid as-Sa'di bin Abu Rakaib an-Najdi, atau yang dikenal dengan Ibnu Majid.

Pria itu dikenal sebagai seorang pelaut sekaligus navigator tersohor dalam sejarah bangsa Arab di Abad Pertengahan. Dia lahir di Jilfar, sebuah desa di kawasan sebelah timur Ra'su al-Khaimah, desa kecil di awasan Teluk Arab, pada tahun 832 H atau sekitar 1429 M.

Dilansir melalui buku bertajuk Sejarah Islam yang Terlupakan dari penerbit Camel Books, profesinya sebagai navigator juga didasari keahliannya sebagai pembuat peta atau kartografer. Dia pula yang diklaim sebagai penemu alat penunjuk arah Kompas.

Baca juga:Ibnu al-Haitham, Penemu Teropong dan Camera Obscura

Selain keahliannya dalam praktik pelayaran di samudra luas, Ibnu Majid juga telah banyak berjasa dalam menemukan berbagai peralatan yang digunakan dalam dunia pelayaran. Intinya, dia menghasilkan karya penting dalam ilmu pelayaran, geografi, astronomi dan kelautan. Buku yang dibuatnya itu juga muncul istilah ilmu kelautan untuk pertama kali, atau Oceanography.

Kompas sebagai alat penunjuk arah yang dibuatnya sendiri dianggap lebih detik daripada kompas modern. Namanya semakin popular ketika dia berhasil membantu pelaut ternama dunia asal Portugis, Vasco da Gama, dalam mengarungi lautan India dan menemukan Tanjung Harapan di selatan Afrika pada tahun 1498 M. Kompas buatan Ibnu Majid sangat dikagumi oleh banyak pelaut terkemuka, termasuk Vasco da Gama.

Tidak dipungkiri jika navigator-navigator Eripa bergantung pada juru mudi muslim dan peralatannya ketika ingin menjelajahi wilayah yang tak dikenal. Bahkan Gustav le Bon, ilmuwan Eropa, bahkan mengakui jika jarum magnet dan kompas benar-benar ditemukan oleh orang muslim, sedangkan China hanya berperan kecil.

Baca juga:Ramadan 2021 Bakal Dihiasi Hujan Meteor Lyrids

Kecerdasan Ibnu Majid dalam perhitungan pelayaran mencapai titik puncak ketia ia telah berhasil membuat kompas dengan 32 arah mata angin. Kompas tersebut lebih detail dari pada kompas pada masa itu. Dan kompas buat Ibnu Majid tersebut akhirnya dikenal sebagai bentuk awal kompas modern.

Karya terbesar Ibnu Majid yang ada hingga saat ini yaitu al-Fawaid fi Usul Ilm al-Bahr wa al-Qawaid (Pedoman Dasar Ilmu Kelautan) dan Hawiyah al-Ikhtisar fi Usul ilm al-Bihar (Rangkuman Ilmu Kelautan). Dan semua karya Ibnu Majid didasarkan pada pengalaman dirinya sendiri selaku pelaut dan dipadukan dengan teori-teori navigasi yang diperoleh dari kitab terdahulu.