Ibnu Yunus al-Mahsri, Penemu Pendulum 600 Tahun Sebelum Galileo Galilei

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Galileo Galilei memang dikenal sebagai ilmuwan yang berhasil menemukan pendulum (bandul/ayunan) yang berfungsi membantu penelitian tentang benda luar angkasa. Namun pencetus temuan pendulum itu sejatinya adalah seorang ilmuwan muslim yang hidup 600 tahun sebelum Galileo, yang bernama Ibnu Yunus al-Mahsri.

Dalam buku bertajuk Sejarah Islam yang Terlupakan terbitan Camel Books, Ibnu Yunus menemukan mekanisme pendulum pada abad e-10. Dia diyakini sebagai orang pertama yang mempelajari dan mendokumentasikan gerakan bergetarnya. Hasil perhitungannya kerap digunakan dalam jam yang diperkenalkan oleh ahli ilmu fisika muslim selama abad ke-15.

Kemudian di abad ke-17, Galileo yang masih berusia remaja dimasukkan ke dalam ilmuwan yang lebih dikenal sebagai penemu pendulum, ketimbang Ibnu Yunus.

Pendulum atau bandul atau ayunan yang ditemukan Ibnu Yunus berguna untuk mengetahui detik waktu ketika seseorang sedang meneropong benda angkasa. Ibnu Yunus juga menemukan Rubu Berlubang (Gunners Quadrant), sebuah alat untuk mengukur gerakan bintang.

Banyak sumber mengklaim bahwa Ibnu Yunus menggunakan sebuah bandul untuk mengukur waktu. Hal itu dicatat Gregory Good dalam Sciences of the Earth: An Encyclopedia of Events, People, and Phenomena. Penemuannya itu juga diakui Roger G Newton dalam Galileo's Pendulum: From the Rhythm of Time to the Making of Matter.

Ibnu Yunus bernama lengkap Abu al-Hasan Ali abi Said Abd al-Rahman ibnu Ahmad ibnu Yunus al-Sadafi al-Misri. Ia adalah astronom agung yang terlahir di negeri piramida, Mesir. Sayangnya, sejarah kehidupan masa kecilnya nyaris tak ditemukan. Para sejarawan terbagi dalam dua pendapat soal tahun kelahiran sang ilmuwan.

Sebagian kalangan meyakini Ibnu Yunus lahir pada tahun 950 M dan ada pula yang berpendapat pada 952 M. Ibnu Yunus terlahir di kota Fustat, Mesir. Pada saat masih belia, sang astronom legendaris itu menjadi saksi jatuhnya Mesir ke genggaman Dinasti Fatimiyah. Kekhalifahan yang menganut aliran Syiah itu mendirikan pusat kekuasaannya di Kairo pada 969 M.

Ibnu Yunus tercatat melakukan observasi astronomi selama 30 tahun dari 977 hingga 1003 M yang didedikasikan untuk kedua khalifah. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun.