Ilmuwan Temukan Lithium-Sulfur, Baterai Smartphone Bisa Bertahan 5 Hari

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Sekelompok ilmuwan dari Monash University mengklaim telah menemukan baterai smartphone yang mampu bertahan lebih lama. Jika saat ini sebuah smartphone hanya mampu bertahan satu hari, dengan baterai ini diklaim bisa 5 hari.

Para ilmuwan itu menggunakan perpaduan lithium dan sulfur dalam teknologi baterai terbaru itu. Energi yang diberikan bisa sampai lima kai lipat ketimbang lithium-ion. Ini disebut bisa menjadi harapan baru bagi para pengguna smartphone yang anti-lowbat.

Menurut Dr. Mahdokht Shaibani, tantangan utama untuk adopsi baterai lithium-sulfur secara massal adalah kapasitas penyimpanan elektroda belerang yang sangat besar. Ini menyebabkan teknologi itu tak mampu mengelola tekanan yang dihasilkan.

“Semua bisa berakhir dengan kerusakan secara cepat. Sama halnya dengan sifat manusia yang rentan karena depresi,” ujar Shaibani dikutip dari New Atlas.

Menurut Shaibani, tegangan mengarah pada distorsi komponen-komponen utama, yaitu matriks karbon, yang bertanggung jawab untuk menghantarkan elektron ke belerang sebagai sarana isolasi. Mereka juga berfungsi sebagai pengikat polimer yang menyatukan kedua bahan tersebut.

“Kerusakan yang dihasilkan dari koneksi ini menyebabkan penurunan kinerja baterai secara cepat. Jadi kami mencoba mencari cara baru untuk menyatukan semuanya,” jelas dia.

Alih-alih menggunakan bahan pengikat untuk membentuk jaringan padat dengan sedikit ruang untuk disisihkan, Shaibani berupaya memberi ruang pada partikel sulfur untuk bisa sedikit bernafas.

“Baterai baru sangat bergantung pola lama sebagai pengikat senyawa, tetapi diproses dengan cara yang berbeda untuk membentuk ikatan penghubung yang kuat antara matriks karbon dan partikel sulfur. Ini yang memungkinkan ruang ekstra saat baterai mengembang selama pengisian,” katanya.

Tim kemudian melakukan uji coba yang hasilnya cukup memuaskan. Dari 200 kali siklus penggunaan, baterai ini menunjukkan efisiensi saat pengisian sampai 99 persen. Temuan ini dianggap yang pertama dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk elektroda berkapasitas tinggi.

Para peneliti mengklaim, baterai ini dapat memberi daya pada ponsel cerdas selama lima hari terus menerus, atau memungkinkan kendaraan listrik untuk berkendara lebih dari 1.000 km tanpa mengisi ulang.

Mereka siap untuk menguji baterai lebih lanjut selama tahun mendatang, baik di mobil listrik dan sebagai pilihan penyimpanan tenaga surya. Mereka juga telah mengajukan paten untuk teknologi tersebut.

“Teknologi baterai baru ini tak hanya bisa meningkatkan kinerja, tapi juga menjanjikan biaya yang lebih rendah dan dampak lingkungan yang sedikit daripada baterai lithium-ion,” ujar Shaibani.