Ilmuwan Wanita Indonesia Menangi Kompetisi Internasional Elsevier 2018
Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Witri Wahyu Lestari, berhasil meraih penghargaan di ajang internasional OWSD-Elsevier Foundation Awards for Early-Career Women Scientists in the Developing World 2018.
Witri memenangkan penghargaan tersebut setelah berkompetisi dengan ilmuwan dari berbagai negara Asia Pasifik seperti India, Pakistan, China, Iran, Bangladesh, Nepal, Filipina, Turki, Sri Lanka, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Thailand, dan Uzbekistan.
Kompetisi internasional berbasis pada publikasi ilmiah terindeks ini diikuti oleh para ilmuwan perempuan dari wilayah-wilayah negara berkembang, yaitu Asia Pasifik, Afrika, Negara-negara Arab, Amerika Latin, dan Karibia.
Witri sebagai wakil Indonesia akhirnya terpilih sebagai pemenang bersama 4 (empat) ilmuwan dari Bangladesh, Kamerun, Ekuador, dan Guyana.
Elsevier Foundation mengadakan kompetisi ini dengan menggandeng Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) dan American Association for the Advancement of Science (AAAS).
Adapun dewan juri kompetisi ini terdiri dari ilmuwan dan peneliti dari International Research Centers yang berlokasi di Trieste, Italia.
Witri dan para ilmuwan wanita lain yang menjadi pemenang masing-masing menerima penghargaan berupa sertifikat dan uang senilai 5 ribu dolar AS atau sekitar Rp 68,3 juta.
Penghargaan diberikan pada 17 Februari 2018 dalam rangkaian acara AAAS Annual Meeting di Austin, Texas, AS. Namun Witri yang sedang hamil 37 minggu berhalangan hadir secara langsung sehingga menerima penghargaan via aplikasi Skype di waktu tersebut.
Doktor Kimia yang Mengajar di UNS
Witri sendiri merupakan doktor yang mengajar Kimia Anorganik di Fakultas MIPA, UNS. Penelitiannya yang diikutkan dalam kompetisi internasional tersebut berfokus pada bidang organologam dan kimia koordinasi khususnya jenis material Metal-Organic Frameworks (MOFs) dengan aplikasinya dalam bidang pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Selain harus melampirkan daftar minimal 10 publikasi ilmiah, dalam proses seleksi kompetisi tersebut Witri juga harus mendapat nominasi dari 3 orang yang meliputi para profesor dalam bidang terkait dengan cara menyertakan surat rekomendasi dan form nominasi.
Tiga orang ahli yang menominasikan Witri adalah dua seniornya dari Fakultas MIPA UNS, yakni Prof. Ari Handono Ramelan dan Prof. Sentot Budi Rahardjo, serta Prof. Evamarie Hey-Hawkins dari University of Leipzig, Jerman.
"Penghargaan ini merupakan katalisator untuk lebih produktif dan dapat menginspirasi dosen dan mahasiswa UNS khususnya di Fakultas MIPA," kata Witri di Solo, Jawa Tengah, dilansir laman UNS.
Witri mengaku termotivasi mengikuti kompetisi untuk memperoleh penghargaan yang ditujukan untuk wanita yang berkarier di bidang sains ini karena salah satu temannya telah berhasil meraih penghargaan yang sama pada tahun sebelumnya.
"Saya melihat beberapa pemenang ternyata ada tiga dari Indonesia. Kalau teman saya bisa maka saya juga harus bisa," katanya dikutip dariAntara.
Menurut Witri, penghargaan yang diterimanya ini telah membuktikan bahwa sebenarnya ilmuwan Indonesia memiliki potensi dan karya yang unggul.
"Penghargaan ini membuktikan, sebenarnya ilmuwan Indonesia tidak kalah dengan dengan negara lain, asal punya semangat untuk maju dan aktif membangun jejaring," ujarnya.