Indonesia Waspadai Serangan Virus Flu Australia

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Peningkatan kasus influenza A (H3N2) di Australia, Amerika,Inggrisdan beberapa negara lain yang terletak di hemisfer utara, membuat Indonesia waspada. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai mengaktifkan alert system di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang ada di bandara dan pelabuhan sebagai pintu masuk negara.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes M. Subuh mengatakan, influenza A (H3N2) atau dikenal dengan flu Australia merupakan salah satu flu musiman yang virusnya biasa bersirkulasi di belahan bumi utara dan selatan. Pernah menjadi pandemi pada tahun 1968 dengan perkiraan jumlah kematian sebesar 1 juta jiwa di seluruh dunia dengan angka kematian tertinggi pada usia di atas 65 tahun.

"Diketahui bahwa strain virus influenza A (H3N2) cenderung mengakibatkan angka kematian lebih tinggi dibandingkan virus influenza musiman lain yang bersirkulasi pada saat bersamaan di suatu tempat," katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterimaRepublika.co.id, Senin (15/1).

Ia menjelaskan selama musim influenza, ketika virus influenza A (H3N2) predominan, maka kematian secara keseluruhan akibat influenza musiman meningkat 2,7 kali lipat dibandingkan jenis virus influenza musiman lainnya. Menurut informasi yang diperoleh dari FluNet, perangkat global surveilans influenza berbasis web, secara umum setiap tahun terdapat kecenderungan peningkatan kasus influenza A(H3N2) dunia pada 3 waktu, yaitu: awal triwulan I, akhir triwulan II s.d. awal triwulan III, dan pada akhir triwulan IV. Peningkatan kasus di Australia cenderung terjadi pada triwulan III (pola hemisfer selatan), sementara di Amerika, Inggris dan Irlandia utara terjadi pada triwulan I (pola hemisfer utara).

Kejadian ini sesuai pola tahunan yang telah diketahui. Sementara di Indonesia, pola peningkatan influenza A(H3N2) tidak sama dengan negara-negara di tersebut, peningkatan kasus dapat terjadi pada rentang waktu semester pertama setiap tahunnya (gabungan pola hemisfer utara dan selatan)," ujarnya.

Laporan surveilans influenza Kementerian Kesehatan Australia tahun 2017 mencatat peningkatan kasus mulai terjadi pada minggu ke-17 dan berakhir pada minggu ke-41 dengan jumlah sebesar 2,5 kali lipat dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2016. Kasus influenza didominasi oleh influenza A(H3N2) sebesar 55 persen, diikuti influenza A(H1N1) pdm09 (8 persen) dan influenza B (37 persen).

Selain itu, kata dia, diketahui pula bahwa telah terjadi pemanjangan periode musim influenza dibandingkan tahun sebelumnya dan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit juga meningkat sebesar 2,3 kali lipat dibandingkan 2016. Peningkatan jumlah pasien yang dirawat lebih diakibatkan karena peningkatan kasus secara umum, bukan karena perubahan tingkat keparahan penyakit.

"Hasil pemeriksaan virus pada kasus konfirmasi tidak menunjukkan adanya mutasi virus," katanya.

Meski hingga saat ini WHO belum membuat pernyataan kewaspadaan secara resmi, Kemenkes menilai bahwa masyarakat Indonesia, terutama para pelaku perjalanan baik yang hendak pergi ke Australia maupun yang akan kembali dari Australia ke Indonesia, hendaknya telah memiliki informasi yang cukup mengenai virus influenza A.

Secara umum, influenza dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), membiasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS), perhatikan etika batuk dan bersin, serta gunakan masker bila sedang sakit. "Secara khusus bagi para pelaku perjalanan dari atau yang akan pergi ke negara terjangkit, disarankan untuk melakukan imunisasi influenza," ujarnya.

Saat ini tersedia vaksin influenza dengan komponen vaksin mengikuti jenis virus influenza yang bersirkulasi di hemisfer utara dan selatan. Komponen virus pada vaksin dapat berubah sesuai dengan sirkulasi virus, perubahan biasanya dilakukan sekali dalam setahun.

Rekomendasi untuk komponen vaksin influenza hemisfer utara pada setiap bulan Februari/Maret, sementara untuk komponen vaksin influenza hemisfer selatan pada setiap bulan September. "Tingkat seroproteksi vaksin influenza dapat berbeda menurut jenis virus influenza, waktu, dan tempat yang berbeda," katanya.

Ia menerangkan di Australia tingkat seroproteksi vaksin influenza terhadap virus influenza A(H3N2) tahun 2017 diketahui sebesar 10 persen, sementara di Amerika sebesar 34 persen.