Induk TikTok PHK (Lagi), Giliran Karyawan Malaysia Kena Imbasnya

pada 2 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id —Pemangkasan karyawan di lingkungan perusahaan ByteDance terus berlanjut. Setelah memangkas karyawan di Indonesia, induk TikTok ini kembali memangkas ratusan karyawan di negara tetangga, Malaysia.

Pemangkasan ini diumumkan pada Jumat, (11/10) seiring dengan pergeseran fokus perusahaan ke arah penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang lebih luas dalam moderasi konten.

Dari laporan Reuters, sebelumnya tersiar kabar bahwa 700 karyawan dipangkas dalam putaran PHK kali ini. Namun, TikTok kemudian mengklarifikasi bahwa angka yang terdampak kurang dari 500 karyawan di negara tersebut.

Para karyawan yang terdampak sebagian besar terlibat dalam operasi moderasi konten perusahaan, mereka diberitahu tentang hal ini melalui sebuah email pemberitahuan pada hari Rabu malam.

 

 

Menurut portal bisnis The Malaysian Reserve, pemutusan hubungan kerja ini terjadi di tengah adanya tekanan regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan teknologi global di Malaysia.

Pemerintah telah meminta para operator media sosial untuk mengajukan permohonan izin operasi paling lambat bulan Januari sebagai bagian dari upaya untuk memerangi pelanggaran di sosial media, salah satunya di TikTok.

Malaysia melaporkan adanya peningkatan tajam terkait konten berbahaya di sosial media dan mendesak perusahaan-perusahaan, termasuk TikTok, untuk meningkatkan pengawasan pada platform mereka.

Perluasan untuk meningkatkan moderasi konten dengan AI juga diperkirakan akan berdampak pada karyawan global lainnya. Tak hanya, itu, ByteDance juga berencana untuk melakukan lebih banyak penghematan pada bulan yang akan datang.

 

 

“Kami melakukan perubahan ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk lebih memperkuat model operasi global dalam hal moderasi konten," kata juru bicara TikTok dalam sebuah pernyataan.

Sebagai informasi, TikTok menggunakan kombinasi deteksi otomatis dan moderator manusia untuk meninjau konten yang diposting di situs. Nantinya, deteksi akan melibatkan AI untuk meningkatkan kualitas dalam tinjauan konten tersebut.

ByteDance saat ini memiliki lebih dari 110.000 karyawan di lebih dari 200 kota di seluruh dunia. Namun, di tahun ini, ByteDance terus melakukan pengurangan, termasuk ratusan karyawan di Indonesia dan di Malaysia.