Ini ‘Korban’ Pertama dari Kebijakan Baru di YouTube

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Ilustrasi YouTube. Foto: Rachit Tank/Unsplash)

Uzone.id-- Kebijakan YouTube tentang konten pelecehan di platformnya semakin tegas saja. Meski tampak positif karena memerangi pelecehan berbau SARA, namun kebijakan satu ini dinilai merugikan banyak kreator yang mengedepankan kebebasan beropini. 

Salah satu YouTuber yang menjadi ‘korban’ dari aturan baru YouTube ini adalah iDubbbz. 

Enggak, channel iDubbbz gak langsung diblokir kok. Tapi ada satu video miliknya yang dihapus oleh pihak YouTube.

iDubbbz yang memiliki nama asli Ian Carter ini adalah YouTuber asal Amerika Serikat yang memiliki 7,8 jutasubscriber. Dia dikenal sebagai kreator yang kerap membuat konten berbau komedi dan beberapa serial video di channelnya. Salah satu yang terkenal diberi nama Content Cop.

Baca juga:YouTube Semakin Tegas, Ada Konten Pelecehan SARA Langsung Blokir

Di dalam Content Cop, iDubbbz biasanya memberikan komentarnya seputar hal-hal menarik yang terjadi di sekitarnya dan apapun yang sedang tren atau layak dibahas di dunia maya.

Salah satu video Content Cop miliknya yang berjudul “Content Cop - Leafy” menjadi salah satu dari konten pertama yang dihapus oleh YouTube.

Alasannya sudah pasti karena iDubbbz dianggap telah melanggar panduan komunitas karena humor atau leluconnya yang terlalu menyinggung orang-orang tertentu.

Di dalam video itu, iDubbbz berusaha mengkritik YouTuber bernama panggung LeafyIsHere yang sedang hiatus selama 2 tahun belakangan gara-gara dulu mendapat banyak hujatan dari publik.

Nah, iDubbbz membagikan berita tentang videonya yang dihapus oleh YouTube ini di ranah Twitter. Gara-gara ini, netizen jadi menggerakkan tagar #YouTubeIsOverParty dan sempattrendingdi wilayah AS pada beberapa hari lalu.

"Cepat unduh video bully favoritmu, sebelum semuanya direnggut YouTube," cuitnya.

Pengguna YouTube banyak yang kesal karena platform ini dinilai sering banget merevisi kebijakannya hanya karena ada skandal tertentu. Dengan merevisi atau memperbarui kebijakan, YouTube lama-lama dianggap gak konsisten dan malah jadi sering ‘menghukum’ para kreator hanya karena mereka berpendapat.

Baca juga:Standar Musik Sukses Dilihat dari Jumlah Penonton di YouTube

Diketahui pembaruan kebijakan tentang pelecehan ini baru ditetapkan YouTube pada pekan lalu. 

Kira-kira bunyi kebijakan baru sebagai berikut:

Pelecehan merugikan komunitas kita karena membuat orang-orang jadi kurang antusias membagikan opini dan terkoneksi dengan sesama. Kami kerap mendengar keluhan ini dari para kreator, termasuk mereka yang bertemu dengan kami selama pengembangan kebijakan ini.

Kami tetap berkomitmen terhadap keterbukaan kami sebagai platform untuk memastikan bahwa diskusi penuh semangat dan pertukaran ide-ide kuat dapat berlanjut di sini. Meski begitu, kami tidak akan mentoleransi pelecehan dan kami percaya YouTube bisa menjadi tempat lebih baik lagi bagi siapapun untuk membagikan kisah atau opini masing-masing.”

Salah satu YouTuber yang mengkritik kebijakan ini adalah PewDiePie, kreator terkenal yang punya lebih dari 100 jutasubscriber. PewDiePie merasa kalau kebijakan tersebut masih sangat rancu dan mengancam kebebasan kreativitas.

Baca juga:Game Besutan Raja YouTuber Dilarang Apple

“Hal yang saya pelajari tentang kebijakan YouTube adalah, bukan perkara apa yang mereka ucapkan, tapi yang penting adalah bagaimana YouTube menjalankan kebijakan ini,” ungkap PewDiePie.

Menurutnya, banyak kreator yang semakin memburuk konten-kontennya, seperti konten mengejutkan atauclickbaitdengan tujuan dapatviewbanyak dan mengeruk keuntungan, tapi masih dibiarkan sampai sekarang.

YouTuber lain asal AS, Philip DeFranco juga mengaku cemas terhadap kebijakan ini. DeFranco yang punya 6 juta lebih subscriber ini dikenal sebagai kreator yang doyan mengunggah video berisi opini yang dekat dengan tren dan kehidupan sehari-hari sepertipop culture.

“Saya akan membuka mata saya dan jujur, saya tegang. Saya gak tahu apakah saya saat ini sedang melanggar kebijakan YouTube,” ucapnya di dalam video berisi pendapatnya tentang kebijakan baru ini.