Ini Tantangan yang Dihadapi Kaum Milenial di Dunia Kerja

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kaum milenial dihadapkan dengan berbagai tantangan di dunia kerja zaman now. Digitalisasi membuat karyawan dimudahkan dalam bekerja namun di satu sisi menimbulkan berbagai perubahan.

Hal ini diakui pula oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM Dr. Paripurna. Menurut dia banyak pekerjaan besar yang harus diselesaikan oleh bangsa ini, di mana salah satunya adalah perlunya meningkatkan kualitas SDM khususnya dalam bidang industrialisasi, termasuk mendorong kemajuan teknologi dan inovasi.

Ia mengemukakan hal tersebut saat menjadi tuan rumah pada kesempatan diadakannya seminar danemployer brandingdi Grha Sabha Pramana-UGM, Yogyakarta, Kamis (25/4).

Dalam kesempatan yang sama, Aji selaku Executive Talent Development PLN, mengatakan untuk mengantisipasi perubahan yang mengglobal dan menggerus hampir sebagian besar sisi kehidupan maka milenial harus bersiap.

"Perubahan seperti ini harus dilakukan, karena jika tidak demikian, maka mereka akan ‘tergilas’ oleh berkembangnya mekanisme perdagangan bebas yang belum pernah terbayangkan," ujar Aji dalam rilis yang diterimaSuara.com, Jumat (26/4/2019).

Mengutip data dariWorld Economic Forum(WEF), Aji mengatakan, diperkirakan 5 juta pekerjaan akan menghilang, seiring dengan terjadinya era otomasi dan disrupsi teknologi. Berbagai pekerjaan yang hilang tersebut berada pada sejumlah bidang seperti perkantoran dan administrasi; manufaktur dan produksi; konstruksi dan tambang; seni desain, entertainmen, olahraga dan media; bidang hukum; serta instalasi dan pemeliharaan.

Sebaliknya menurut Aji, berbagai pekerjaan baru yang akan muncul, adalah berada pada berbagai bidang usaha seperti bisnis dan finansial; manajemen; komputer dan matematika; arsitektur dan teknik; penjualan secara daring, serta bidang pendidikan dan pelatihan.

"Sejalan dengan aplikasi Industri 4.0 di sejumlah sektor industri yang sudah siap, maka PT PLN (Persero) juga mulai menyesuaikan melalui penggunaan teknologi sensor secara masif, pengelolaan sumber daya secara cerdas, termasuk juga pengolahan big data secara intensif, sehingga dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat, untuk dapat meningkatkan kinerja," imbuhnya.

Salah satu perwujudan Industri 4.0 di PLN, kata Aji adalah penggunaan layanan aplikasi ‘Listriqu’ yakni layanan total permasalahan listrik di rumah, yang dapat diunduh pada telepon seluler. PLN juga mengadopsi smart metering system, sistem meter boks yang terhubung secara online dengan PLN dengan memanfaatkan sistem jejaring teknologi.

"Itu sebabnya di era transformasi digital menuju industri 4.0, diperlukan juga berbagai perubahan pola pikir dan pola tindak di era digitalisasi yang mampu berpikir digital bukan lagi secara fisik. BUMN ini memerlukan sentuhan para milenial yang mampu menampilkan kualitas mereka secara total," imbuhnya.

Itu sebabnya dalam kesempatan menjaring para lulusan terbaik dari UGM ini, PLN, kata Aji, menggelar kesempatanemployer branding,untuk mencari bibit unggul kalangan milenial untuk bersaing di dunia kerja yang dapat berkompetisi mengembangkan perusahaan. Tapi tidak hanya mampu bersaing di era digital, namun mampu mewujudkan harapannya menjadi perusahaan pengelola energi listrik kelas dunia.

 

Berita Terkait: