Inovasi Bali United, Stadion Kini Dilengkapi Wahana Bermain Anak-anak

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Setuju tidak setuju, keberadaan stadion sangat dipengaruhi oleh keadaan sosialnya. Entah itu dari penamaan, fasilitas yang dibangun, maupun apa yang dilakukan masyarakat sekitar di sebuah stadion. Intinya, setiap stadion dibangun untuk memenuhi hasrat pengunjung. Stadion Kapten I Wayan Dipta bisa jadi salah satu contohnya. 

Berlokasi di Kabupaten Gianyar, Bali, nama stadion tersebut diambil dari nama pemimpin pasukan muda yang terus berjuang melawan penjajah dan menyuarakan kemerdekaan di Kabupaten Gianyar. Ketidakadilan yang diakibatkan oleh penjajahan menjadi landasan Dipta untuk terus memberikan perlawanan.

Tekad besar Dipta untuk membebaskan Gianyar dari penjajah harus dibayar dengan nyawa. Pada April 1946 atau ketika usianya baru menginjak 20 tahun, Dipta tewas. Namun, semangat dan mimpi besarnya terus hidup pada pemuda-pemuda Gianyar lain hingga akhirnya penjajah benar-benar lenyap.

Pengorbanan itulah yang menjadi alasan Pemerintah Kabupaten Gianyar memberi nama stadion yang dibangun pada 1977 itu dengan Kapten I Wayan Dipta. Di luar alasan tersebut, mungkin, banyak alasan lain mengapa stadion itu diberi nama Kapten I Wayan Dipta. 

Salah satunya, supaya semangat dan mimpi besar Dipta menular kepada kesebelasan yang menggunakan stadion Kapten I Wayan Dipta sebagai kandang untuk menjamu penantangnya. 

 

Kapten I Wayan Dipta sempat menjadi rumah bagi beberapa klub yang berada di Pulau Dewata. Klub asal Gianyar, Persegi Gianyar, dan Bali Devata FC pernah menjadi tuan dari stadion ini. 

Masalah terjadi manakala eksistensi dua klub tersebut semakin meredup dan tidak ikut dalam ingar-bingar sepak bola Indonesia. Maka, dalam waktu yang lama, Kapten I Wayan Dipta tidak memiliki tuan. 

Baru pada 2014, Kapten I Wayan Dipta dipilih oleh Bali United Pusam untuk menggelar pertandingan kandang mereka. Bali United Pusam sendiri dulunya bernama Persisam Putra Samarinda dan bermarkas di Stadion Segiri, Kalimantan Timur. 

Dan, perkembangan Kapten I Wayan Dipta baru terasa di akhir 2017. Seiring dengan keberhasilan Bali United--sebelumnya Bali United Pusam--melaju ke babak kualifikasi Liga Champions Asia, stadion ini berbenah. 

Langkah pertama yang diambil manajemen Bali United adalah mengambil hak pengelolaan Kapten I Wayan Dipta lewat kontrak jangka panjang dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar. 

Langkah tersebut diambil manajemen Bali United agar bisa membenahi Kapten I Wayan Dipta dengan standar yang telah ditetapkan Federasi Sepak Bola Asia (AFC) dengan waktu yang lebih singkat. 

Semua fasilitas dibenahi oleh manejem Bali United. Mulai dari tribune penonton, toilet, ruang ganti, sampai rumbut lapangan. Semua aspek yang ada di stadion berkapasitas 25.000 penonton tersebut mendapatkan sentuhan baru. Termasuk tribune VVIP yang disulap menjadi begitu eksklusif.

"Tribune VVIP berkapasitas 2.000. Sekitar 100 di antaranta akan kami gunakan kursi khusus bagi tamu undangan dan para sponsor yang akan ditempatkan di bagian tengah tribune VVIP," ujar CEO Bali United, Yabes Tanuri sebagaimana mengutip situs resmi klub.

"Yang paling spesial yakni kursi pada bench pemain yang nantinya berbentuk mirip jok mobil Formula 1 atau sejenis dengan kursi bench yang digunakan oleh stadion-stadion di Eropa sana. Bench pemain ini akan penuh dengan nuansa Pulau Bali," lanjutnya. 

Selain itu, manajemen Bali United juga memperbaiki dan membangun beberapa sarana pendukung. Beberapa diantaranya adalah pemasangan kursi di tribune Timur, pengecatan ulang tribune Utara dan Selatan supaya terlihat indah, pencahayaan, dan fasilitas lainnya. 

 

Teraktual, manajemen Bali United membangun Bali United Cafe danPlayland(wahana bermain anak-anak). Apa yang dilakukan manajemen Bali United tidak lepas dari keadaan sosial masyarakat Bali yang menganggap stadion tidak cuma sebagai arena pertandingan, melainkan tempat wisata dan hiburan. 

"Bali United Cafe rencananya akan mulai dibuka hari Selasa (5/6) siang, dimulai dengan upacara Melaspas untuk penyucian area Bali United Cafe. Kami ingin tradisi di Bali juga menjadi tradisi kami di Bali United karena kami adalah klub yang berdomisili di Bali," kata Yabes. 

Kapten I Wayan Dipta telah bersalin rupa di tangan manajemen Bali United. Stadion ini sudah bukan lagi arena Bali United untuk menjamu penantangnya, tapi juga tempat yang baik dikunjungi oleh masyarakat sekitar untuk melepaskan penat dan mencari hiburan. 

Di Indonesia, fasilitas bermain anak-anak di stadion dipastikan bakal menjadi pertama dan satu-satunya. Anda tertarik mengunjunginya?