Inovasi yang Diprediksi Akan Hadir Berkat Kolaborasi Telkomsel dan Gojek

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi (Foto: dok. Telkomsel)

Uzone.id-- Suntikan dana yang dilakukan oleh Telkomsel ke Gojek tak hanya membuat sentimen positif di pasar modal, namun juga berbagai harapan mengenai inovasi digital baru yang kira-kira akan lahir dari kolaborasi dua perusahaan. Apa sajakah?

Menurut Nonot Harsono, pengamat telekomunikasi yang juga Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional MASTEL, langkah Telkomsel tersebut sudah betul dan berada di jalur yang tepat. Hal ini mengingat tren global yang terjadi pada bisnis telekomunikasi tak lagi persoalan jaringan dan konektivitas, melainkan ke arah internet yang perkembangannya begitu pesat.

“Internet pun sudah semakin bergeser, dari yang tadinya penyedia jaringan --dalam hal ini perusahaan operator-- kini yang berkuasa adalah platform aplikasi atau OTT [layananover-the-top]. Aplikasi yang menjadi penyambung, seperti WhatsApp, Skype, Zoom. Sementara perusahaan operator hanya penghubung vertikal dari jaringan ke server,” tutur Nonot saat dihubungiUzone.id.

Baca juga:Industri Telekomunikasi Sambut Positif Langkah Telkomsel Investasi ke Gojek

Dia menyambung, “Telkomsel sudah mengambil keputusan yang tepat, karena keuangan Gojek pun sudah positif, minimal punya saham di situ. Efek sampingnya ada saham naik dari Telkom Group. Dan kita harus melihat langkah ini dari skema bisnis yang lazim di masa sekarang.”

Dari kacamata Nonot, tentunya langkah investasi Telkomsel ke Gojek ini tidak akan berhenti di persoalan sentimen positif saham semata, namun juga pemikiran dan inovasi kolaborasi lebih dekat. Dia berharap, akan muncul inovasi baru yang dapat dirasakan oleh lapisan masyarakat.

Hal pertama yang diharapkan adalah terjadinya inovasi dari sisi logistik.

“Telkomsel bisa memfasilitasi jaringan dan bisa menciptakan kluster-kluster baru bagi Gojek, seperti penguatan bisnis logistik, hingga yang berbasis IoT [Internet of Things]. Sekarang trennya belanja online, perlu kurir dan jaringan yang mudah diakses,” ungkapnya.

Nonot melanjutkan, “misalnya, Telkomsel menyediakan kluster nomor 08xxx sekian untuk pasukan Gojek di wilayah tertentu, nomor 08xxx lainnya untuk pasukan armada di wilayah lain. Saya pikir ini akan jadi produk yang unggul.”

Kedua, Nonot membayangkan adanya pemanfaatan soalsecurity, alias keamanan.

Dari penuturannya, masyarakat di Indonesia paling khawatir dengan aspek keamanan, sehingga jika Telkomsel dan Gojek ingin meningkatkansecuritydari data kedua perusahaan, hal ini dianggap akan sangat berfaedah.

Baca juga:Investasi di Gojek, Pengamat Sebut Telkomsel Selangkah Lebih Maju

“Paling realistis sih memang pengembangan keamanan, karena akan selalu dicari orang. Saling dilihat, Gojek punyanya apa, seperti data kendaraan sampaidriver, lalu Telkomsel punya apa. Kalau meningkatkan keamanan melalui penggunaan pendataan nomor IMEI dan SIM card, pasti bisa berlipat-lipat tingkat keamanannya. Dapat melakukan pelacakan tindak kejahatan, kalau makin teruji, bisa menjadi kelebihan dan kedua perusahaan menjaditrusted agentdi mata masyarakat. Data pergerakan orang, mobilitas dari Gojek bisa dimanfaatkan untuk membuat produk baru,” jelas Nonot.

Sekadar diketahui, Telkomsel menyuntik dana ke Gojek sebesar USD150 juta atau setara Rp2,1 triliun.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I pada 17 November 2020, harta TLKM melesat 4,23 persen ke harga Rp3.200/unit. Lalu dalam sepekan terakhir saham Telkom pun masih memperlihatkan keaktifan transaksi investor. Sehingga dalam sepekan harga saham Telkom melesat 11,89 persen.

Investasi antara Telkomsel dengan Gojek akan memberikan dampak ekosistem yang luas semakin menancapkan kuku Telkomsel sebagai perusahaan digital, serta memperkuat konsistensi perusahaan dalam membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, meskipun penuh tantangan di tengah pandemi.

Saat ini Gojek telah tumbuh menjadi perusahaan digital dengan banyak layanan yang memudahkan konsumennya. Selama 10 tahun sejak kemunculannya pertama kali di tanah air, data dari App Annie menyebut, sampai saat ini Gojek sudah memiliki sekitar 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara. Bahkan total transaksi tahun 2020 pada platform tersebut telah mencapai Rp170 triliun.