Instagram Diminta Perketat Postingan Endorse, Harus Ada Label Iklan

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Postingan-postingan di Instagram maupun sosial media lainnya kerap membingungkan bagi para calon pembeli produk. Pasalnya, postingan endorse berbayar yang mereka lakukan kerap tidak diberikan label 'iklan' atau 'sponsor'. Beberapa negara telah memiliki aturan terkait postingan sponsor di media sosial agar tidak bias atau terkesan menipu konsumen.

Di Inggris, hal ini telah menjadi perhatian otoritas persaingan usaha (CMA). Mereka menemukan bahwa perjanjian atau kesepakatan antara perusahaan atau produsen produk dengan influenser di media sosial, tidak transparan. Padahal regulasi terkait postingan komersial ini telah mewajibkan adanya label sponsorship yang jelas.

Dalam aturan dalam platform Instagram sudah jelas tertera jika postingan komersial wajin menggunakan tagar #ad atau #sponsor. Penandaan ini sekaligus untuk memperjelas jika postingan yang dipublikasikan merupakan hasil kesepakatan berbayar antara produsen produk dengan influencer ternama atau selebgram.

Sayangnya, tidak banyak selebgram atau influencer yang mematuhi aturan ini. Mereka lebih suka melakukan endorsement diam-diam tanpa harus memberikan penjelasan kepada para followernya, apakah pujian terhadap suatu produk itu murni dari hasil pengalamannya menggunakan atau hanya karena kesepakatan bisnis.

Dalam temuannya, CMA juga menyimpulkan bahwa Facebook sebagai pemilik Instagram tidak melakukan banyak upaya untuk menyelesaikan masalah ini. Dalam upaya menghindari tindakan hukum karena gagal mematuhi undang-undang konsumen, Instagram pun membuat beberapa perubahan kebijakan.

"Instagram diminta untuk melibatkan industri untuk melakukan perubahan, dengan membuat alat yang bisa membantu memantau postingan promosi produk," tulis CMA, dilansir dariTechspot, Jumat, 6 November 2020.

Pertama, Instagram akan meminta pengguna untuk mengungkapkan apakah mereka telah dibayar atau diberi insentif untuk mempromosikan produk atau layanan. Jika ya, Instagram berhak meminta pengguna untuk mengungkap kerja sama tersebut.

Kedua, Instagram membuat tools 'kemitraan berbayar' yang bisa digunakan oleh semua pengguna. Hal ini diyakini bisa mempermudah semua orang untuk melihat label tersebut di atas postingan berbayar milik selebgram.

Terakhir, Instagram telah berjanji untuk menggunakan teknologi dan algoritma untuk mendeteksi postingan berbayar yang tidak dilabeli. Dengan demikian, Instagram bisa melaporkan akun tersebut ke bisnis terkait karena dianggap telah melanggar aturan influencer.

"Berdasarkan komitmen tersebut, Instagram juga diharuskan melibatkan bisnis dalam perubahan tersebut, dengan membuat tools untuk membantu mereka memantau bagaimana produk mereka dipromosikan," kata CMA.
"Akibatnya, perusahaan juga harus melakukan bagiannya untuk mematuhi undang-undang perlindungan konsumen dan mengambil tindakan jika sesuai, termasuk meminta platform untuk menghapus postingan jika perlu." lanjut mereka.

CMA juga meminta Instagram untuk melaporkan progress terkait komitmen ini ke pihak terkait, termasuk agensi iklan. Instagram diminta memberikan update terkait tiga janji di atas.