Investree Siapkan Produk Pinjaman untuk UKM Beradaptasi di New Normal
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Uzone.id- Startup fintech lending Investree sudah menyiapkan sistem pendanaan yang dapat mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) yang kesulitan memperoleh pendanaan saat pandemi virus Corona (Covid-19).
Sejak pengumuman pandemi Covid-19 pada bulan Januari, aktivitas masyarakat dan bisnis, terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia terdampak cenderung negatif. Pandemi COVID-19 telah membuat ekonomi di Indonesia rentan karena adanya penurunan permintaan, gangguan pasokan, dan situasi kebutuhan dana yang semakin meningkat.
Karena itu, Investree ingin mendukung pendampingan finansial bagi UKM Indonesia terutama mereka yang terkena dampak Covid-19, agar mampu beradaptasi di fase transisi kenormalan baru.
Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, mengatakan bahwa selama fase transisi, UKM akan membutuhkan inovasi dan teknologi yang dapat mendukung proses adapstasi serta penerapan kebijakan tersebut.
“Selama fase transisi, peran fintech dalam melayani kebutuhan UKM terpusat dalam inovasi melalui teknologi yang akan memudahkan kolaborasi serta peningkatan keamanan. Fase transisi ini krusial bagi UKM-UKM Indonesia. Kami siap mendukung mereka untuk kembali bertumbuh dengan menyediakan akses permodalan yang lebih mudah bagi mereka,” tambah Adrian.
Investree sudah menyiapkan sistem pendanaan yang komprehensif yang dapat mendukung UKM yang kesulitan dalam memperoleh pendanaan untuk menjalankan usahanya kembali.
Baca juga:Grab Merchant Andalan UMKM untuk Bisnis Online
“Kami telah mempersiapkan bisnis dan menyediakan produk pinjaman yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan UKM. Kami optimis Investree mampu dukung UKM-UKM Indonesia yang bisnisnya terdampak pandemi COVID-19 dan membantu mereka stabilkan kembali keadaan finansial bisnis,” ujar Adrian.
Investree percaya diri mampu terus mendukung UKM-UKM yang sedang kesulitan dalam memperoleh pendanaan di fase transisi ini karena bahkan saat pandemi menyerang, bisnis Investree tetap stabil bahkan meningkat.
Dicerminkan oleh peningkatan angka pinjaman yang disalurkan dibandingkan dengan sebelum kasus COVID-19 pertama diumumkan yaitu pada tanggal 2 Maret 2020. Terhitung sejak awal bulan Maret hingga akhir April 2020, terjadi kenaikan rata-rata per bulannya sebesar 6 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain itu, selama masa pandemi ini juga, Investree turut menyalurkan pendanaan kepada UKM-UKM yang berperan dalam penyediaan alat-alat kesehatan dan pelindung diri antara lain Torch.id dan PT Indosopha Sakti.
Baca juga:New Normal, Hotel di Aplikasi OYO Bakal Punya Label “Sanitized Stay”
Untuk mendukung para pelaku UKM selama fase transisi, perusahaan teknologi keuangan yang telah menyalurkan total fasilitas pinjaman lebih dari lima triliun rupiah ini fokus pada penyaluran pinjaman yang berdasarkan skema produk rantai pasokan seperti Invoice Financing dan Pre-invoice Financing yang sangat sesuai dengan situasi dan keadaan UKM yang perlu beradaptasi di fase transisi dan sedang memulai menghidupkan kembali aktivitas bisnisnya.
Dengan kedua produk tersebut, pelaku UKM bisa memanfaatkan tagihan yang sedang berjalan, sesuatu yang dulunya merupakan aset tidak produktif kini menjadi sumber pembiayaan.
Ditambah lagi, dengan menyediakan produk berbasis invoice tersebut, Investree turut memfasilitasi permintaan yang tinggi dari instansi penyedia alat-alat kebutuhan medis untuk pengadaan di RSUP dan RSUD seluruh Indonesia melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang berkaitan langsung dengan penanganan Covid-19.
Selain itu, Investree juga membangun kemitraan dengan rekan-rekan yang berada di ekosistem untuk untuk memudahkan penyaluran pembiayaan kepada para pihak yang membutuhkan pinjaman (borrower), menyediakan pinjaman yang semakin terjangkau dengan tingkat risiko yang lebih terukur.
Saat ini, Investree juga berusaha agar dana dari pihak yang memberikan pinjaman (lender) tetap aman. Investree menyediakan pembiayaan berkualitas dengan menyeleksiborrowermelalui sistem credit-scoringyang modern dan melihat kredibilitas dariborrowerserta menganalisis kemampuannya untuk membayarkan pinjaman.