Iqbaal Ramadhan Punya Persamaan dengan Tokoh Minke

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Penggemar novel karya Pramoedya Ananta Toer tentu berharap lebih banyak film Bumi Manusia bisa menghadirkan rentetan cerita yang epic. Meskipun sudah muncul pro dan kontra setelah Iqbaal Ramadhan ditunjuk untuk perankan tokoh utama Minke oleh sutradara Hanung Bramantyo.

Bagi Iqbaal, novel Bumi Manusia bukan hal baru baginya. Dia sudah pelajari karya Pramoedya selama sekolah di United World College (UWC), New Meksiko.

Menurutnya, novel karangan Pramoedya sudah terverifikasi oleh dunia pendidikan di skala internasional untuk dipelajari, termasuk oleh sekolah UWC.

Ketika UWC memberikan daftar nama-nama pengarang kepada para siswanya untuk dipilih lalu dipelajari, Iqbaal lalu memutuskan pilih karya Pramoedya dan salah satunya pelajari novel Bumi Manusia.

Selama membaca novel tersebut, Iqbaal merasa ada persamaan dengan karakter Minke, seorang pribumi yang berusaha menghilangkan stigma kasta rendah di tengah kekuasaan Belanda.

“Sedikit banyak saya related sekali dengan Minke. Saya berusaha menjadi seorang WNI seutuhnya sekolah di Amerika. Membawa WNI. Tapi saya menjadi warga global, berusaha beradaptasi. Bagaimana pun tetap membawa nama Indonesia di kancah internasional,” tutur Iqbaal kepada media di lokasi syuting Bumi Manusia di Desa Wisata Gamplong, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Kamis (24/5/2018).

Aktor 18 tahun ini menambahkan, Minke sosok yang berani dan kharismatik dan berani melawan demi budayanya. Hal itu, kata Iqbaal, penting bagi Indonesia saat ini.

“Indonesia sudah terbawa roots globalisasi. Jadi kita jangan terbawa. Mau udah terbawa arus globalisasi, tapi lo harus tetap menjadi orang Indonesia mengusung budaya Indonesia,” ujar Iqbaal.

Syuting Bumi Manusia akan mulai berjalan pertengahan Juli 2018. Ditargetkan film produksi Falcon Pictures ini sudah bisa disaksikan masyarakat di bioskop pada awal 2019.

Bintang lainnya yang akan hadir ada Mawar Eva de Jongh (Annelies), Ine Febrianti (Nyai Ontosoroh), Ayu Laksmi (ibu Minke), Donny Damara (ayah Minke).

Bumi Manusia merupakan buku pertama dari Tetralogi Buru, yang telah dicetak 43 bahasa di seluruh dunia.

Pramoedya Ananta Toer menulis novel ini saat mendekam di tahanan pulau Buru. Dia pakai kertas bekas bungkusan semen untuk menulis kisah Bumi Manusia, sebelum dituliskan pada tahun 1975.

Tahun 1980, novel Bumi Manusia sempat beredar bebas, hingga pada tanggal 29 Mei 1980 novel ini dilarang oleh Jaksa Agung.

Novel ini menceritakan kisah roman Minke, seorang pribumi di zaman kolonial Belanda, yang jatuh cinta kepada Annelies, anak blasteran seorang Belanda dengan seorang nyai bernama Nyai Ontosoroh. Ceritanya sendiri berlatar belakang Kebangkitan Nasional sekitar tahun 1890-1918.