Jamrud Main di 70 Panggung Selama 2018
Grup band senior Jamrud memang tak terlalu sering tampil di televisi. Namun rupanya saat ini band yang digawangi oleh Aziz Mangasi Siagian, Ricky Teddy, Krisyanto, Mochamad Irwan, dan Danny Rachman disibukkan dengan banyak kegiatan off air.
Bahkan hingga akhir tahun nanti mereka akan melengkapi 70 panggung off airnya di berbagai kota di Indonesia. Krisyanto sang vokalis mengaku senang masih bisa terus disibukkan dengan berbagai kegiatan off air tersebut. Apalagi penjualan album secara fisik saat ini tak bisa diandalkan.
“Pasti kita seneng. Tanpa off air kita enggak adaincome, sekarang fisik penjualannya udah agak sulit dan tidak bisa diandalkan. Satu-satunyaincomedarioff air,” ungkapnya ketika ditemui di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Jumat (14/12).
Menurut Krisyanto meski sudah tak dalam usia yang muda lagi mereka tetap masih bersemangat menjalani rangkaian konser tersebut. Kendati demikian perjalanan yang panjang cukup melelahkan mereka karena usia sudah tak lagi muda.
“Ibaratnya kita sekarang rumahnya pindah ke udara. Sampe setahun kita penuh, belum nyambung jalan darat. Maksimal kita sempet 13 jam dari bandara ke lokasi,” kata Krisyanto.
Setiap kota kata Krisyanto punya kenangan sendiri bagi mereka. Bahkan mereka juga pernah menyambangi Jayapura untuk menyapa penggemar mereka.
“Jadi ujung Sumatera, Banda Aceh sampe ujung Papua. Semuanya disamperin,” ungkapnya.
Azis sang gitaris mengaku sudah terbiasa dengan padatnya rutinitas konser tersebut. Sehingga rasa capek dan bosan dapat diatasinya.
“Kayaknya ya sudah lah toh entar berapa minggu kemudian kita kan bisa istirahat total setelahnya cabut seminggu dua minggu balik lagi kayaknya udah nyatu aja jadi kalau kesel nunggu gini yaudah profesinya begitu,” ucap Azis.
Untuk album sendiri sebenarnya mereka sudah punya materi yang cukup. Namun padatnya jadwal membuat mereka sedikit kesulitan untuk merilis album terbaru mereka. Sebelas lagu sudah mereka siapkan untuk album tersebut.
“Kita udah siap ya dari tahun kemarin cuman waktunya untuk neluarinya itu karena kan bukan kayak dulu yang kita harus ngeuarin fisik sekarang kan semua harus online atau apa,” tuturnya.
Ya selain padatnya jadwal, industri musik yang kini tak begitu bersahabat dengan album fisik tersebut masih menjadi alasan. Ya Azis menilai, digital menjadi cara terkuat untuk mereka merilis karyanya.
“Sementara yang main di internet hanya 75 persen yang 25 persen mana album barunya, kalau dulu kan serentak semuanya tahu, makanya kita cari waktu yang pas” pungkas anggota band yang terbentuk sejak 1984 itu.