Jaring Laba-laba Black Widow Bisa Dipakai untuk Bangun Jembatan

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Jaring laba-laba dari spesies Latrodectus atau disebut 'Black Widow' ternyata sangat kuat. Bahkan dilaporkan jaring laba-laba ini memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada besi. 

Karena kekuatannya itu, para peneliti berusaha untuk mereplikasinya di laboratorium. Kini, tampaknya tim peneliti dari Amerika Serikat telah selangkah lebih dekat untuk membuat jaring laba-laba kuat itu.

"Pemanfaatan material seperti ini bisa dibilang tak terbatas," kata Gregory Holland, peneliti di San Diego State University, dilansirNewsweek.

Holland dan timnya telah mempublikasikan risetnya ini, yang mempelajari proses bagaimana laba-laba Black Widow mengubah protein menjadi serat jaring yang sangat kuat, seperti dipublikasikan di jurnalPNAS.

"Selama beberapa dekade terakhir kita telah mengetahui bahwa jaring laba-laba pada umumnya sangat kuat. Lebih kuat dibanding baja dengan elasitas tinggi berdasarkan beratnya," ujar Holland.

"Namun meski kebanyakan jaring laba-laba itu kuat, ada beberapa yang lebih kuat dibanding yang lainnya. Dan jaring laba-laba Black Widow yang dipelajari dalam riset ini adalah salah satu yang terkuat," jelasnya.

Dijelaskan bahwa kegagalan usaha untuk mereplikasi jaring laba-laba di laboratorium terjadi dalam skala yang sangat kecil. Hal ini masih belum bisa dipahami oleh para peneliti.

"Apa yang belum kita pahami secara penuh adalah apa yang terjadi dalam skala nano di kelenjar jaring, tempat pemintal, tempat penyimpanan, dan proses terbuatnya yang terlibat dalam proses protein menjadi serat jaring," kata pemimpin riset Nathan Gianneschi.

Oleh karena itu, tim peneliti berusaha mempelajari protein jaring laba-laba dalam skala sangat kecil dan ditemukan bahwa protein itu terbuat dari ratusan protein jaring laba-laba lain.

Holland mengatakan bahwa dengan mengetahui apa yang membentuk jaring laba-laba dalam skala nano, peneliti bisa mulai menciptakan versi buatan yang lebih baik.

Ia menambahkan bahwa dengan riset terbaru ini, bakal ada terobosan baru dalam hal jaring laba-laba buatan dalam 5 hingga 10 tahun ke depannya.

"Proses untuk membuat jaring dari protein jaring laba-laba sintetis sangat sederhana dibandingkan dengan apa yang terjadi di perut laba-laba. Kita harus memahami apa yang terjadi secara biokimia mulai dari skala atom hingga makro," kata Holland.

Menurutnya, begitu kita memahami hal itu dengan baik, pemanfaatan jaring ini bakal menjadi luas dan tidak terbatas.

"Beberapa pemanfataannya adalah, seperti tekstil performa tinggi bagi militer, peralatan atletik, material bangunan untuk kabel jembatan, dan aplikasi biomedis," imbuhnya.