Jaringan Telepon Sempat Padam di Papua, ini Penjelasan XL

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-- Tak cuma Telkomsel dan Indosat Ooredoo yang mengalami gangguan jaringan telekomunikasi di Papua. Hal yang sama juga dialami XL Axiata pada Kamis (29/8).

Kerusuhan di Papua yang terjadi pada kemarin itu memang bikin heboh. Selain memang masalah politik dan konflik sosial, jaringan komunikasi juga terputus.

Terlepas koneksi internet yang diblokir atas perintah pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), mendadak jaringan seluler untuk telepon dan SMS di Papua juga padam, termasuk XL.

“Kemarin beberapa BTS XL Axiata di Jayapura terkena pemadaman listrik, akibatnya layanan kepada pelanggan sempat terganggu,” ucap Tri Wahyuningsih selaku Group Head Corporate Communication XL Axiata dalam ucapan resminya yang diterimaUzone.id, Jumat (30/8).

Baca juga:Jaringan Telepon Telkomsel dan Indosat Sudah Pulih di Papua

XL pun mengelak jika pihaknya mematikan jaringan itu dengan sengaja.

“Dapat dipastikan kami tidak mematikan jaringan SMS atau telepon. Gangguan SMS dan telepon diketahui karena beberapa BTS mengalami pemadaman listrik di area Jayapura,” lanjutnya.

Untungnya, saat ini listrik di Jayapura telah kembali hidup dan layanan XL dilaporkan sudah berjalan secara normal.

“BTS di area yang tidak terdampak pemadaman listrik di Papua, tetap beroperasi dengan normal. Saat ini listrik di Jayapura pun telah kembali hidup, jadi layanan kami kembali normal dan dapat digunakan untuk berkomunikasi seperti biasa,” tutup wanita yang akrab disapa Ayu itu.

Baca juga:XL Uji 5G Pakai Hologram

Sebelumnya Telkomsel dan Indosat juga mengaku BTS mereka mengalami gangguan sepanjang Kamis kemarin. Bahkan, ada banyak BTS Telkomsel yang dibakar oleh warga dan mengakibatkan kabel optik yang terputus.

Dari ketiga operator besar ini, semuanya mengaku kini jaringan telepon dan SMS sudah berjalan seperti sedia kala. Sedangkan jaringan layanan data alias internet masih diblokir dan belum ada imbauan dari pemerintah untuk memberhentikan pemblokiran ini.