Jelang Pemilu, Twitter Blokir 600 Akun Penyebar Hoaks

pada 5 tahun lalu - by

Twitter mengaku telah menangkalkonten hoaksmenjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Israel pada 9 April besok. Media sosial ini telah memblokir 600akun penyebar hoaksdiplatformmereka.

Menurut Engadget, seperti dilansir Telset.idpada Senin (08/04/2019), situs Buzzfeed Newsmenyebutkan bahwa Twitter telah memblokir ratusan akun yang terindikasi menyebarkan hoaks.

Akun tersebut didapatkan berdasarkan laporan warganet Twitter yang resah terhadap penyebaran informasi yang keliru terhadap partai oposisi utama, sambil mempromosikan petahana Benjamin Netanyahu.

{Baca juga:Jelang Pemilu India, WhatsApp Sediakan Fitur Pengecek Fakta}

Tidak hanya itu, mereka memblokir akun Church of Almighty God, sebuah sekte Kristen China yang percaya bahwa Yesus telah bangkit kembali sebagai pasangan dari pendiri sekte tersebut.

Pemblokiran 600 akun hoaks ini menyiratkan pesan jika tensi politik di Israel semakin panas menjelang hari pencoblosan. Apalagi, mereka menyerang pihak oposisi sehingga muncul anggapan jika pihak sayap kanan, berada di balik semua ini.

Akan tetapi, tindakan Twitter memblokir sekte Kristen China dirasa ganjil karena akun tersebut tidak ada kaitannya dengan Pemilu Israel. Hal ini semakin ganjil karena informasi pemblokiran tidak keluar dari pihak Twitter.

{Baca juga: Twitter Punya Fitur untuk Protes Tweet Langgar Aturan}

BuzzFeedmengklaim, informasi pemblokiran akun berasal dari karya dua peneliti anti-manipulasi yaitu Yuval Adam dan Noam Rotem.

Di Indonesia konten hoaks juga semakin banyak ditemukan menjelang hari pencoblosan yang jatuh pada 17 April 2019. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengindentifikasi 771 konten hoaks sepanjang Agustus 2018 hingga Februari 2019.

Dari data tersebut, juga ditemukan bahwa terjadi peningkatan siginifikan konten hoaks menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April 2019.

{Baca juga: Kominfo: Konten Hoaks Semakin Banyak Jelang Pemilu}

Plt Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu menjelaskan bahwa konten hoaks yang beredar terus meningkat setiap bulannya.Di bulan Agustus 2018, hanya 25 informasi hoaks yg diidentifikasi oleh Tim AIS Subdit Pengendalian Konten Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo.

Di September 2018, naik menjadi 27 hoaks, sementara pada Oktober dan November 2018 masing-masing di angka 53 dan 63 hoaks. Di bulan Desember 2018, jumlah hoaks terus naik di angka 75 konten. (NM/FHP)

ArtikelJelang Pemilu, Twitter Blokir 600 Akun Penyebar Hoaksdan berita teknologi terkini lainnya bisa Anda dapatkan diTelset.