Jika Cuma Ada 3 Operator di Indonesia, XL Axiata Siap Merger?

pada 1 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Salah satu hal yang belakangan disorot dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi adalah soal konsolidasi operator seluler di Indonesia agar nantinya jumlah pemainnya tinggal tiga perusahaan. Terkait konsolidasi, seperti apa pandangan XL Axiata untuk merger dengan operator lain – dalam hal ini Smartfren?

Menurut CEO XL Axiata, Dian Siswarini, konsolidasi sebenarnya baik buat industri karena persaingannya dapat lebih sehat. Bisa jadi empat perusahaan dinilai masih terlalu banyak.

“Kemungkinan [merger] itu selalu ada, tapi yang namanya konsolidasi harus ada dulu kesepakatan. Jadi sampai saat ini saya sebagai manajemen tidak terlalu terlibat banyak karena ranah ini lebih banyak di shareholder,” ungkap Dian saat ditemui awak media di XL Axiata Tower, Jakarta Selatan, Senin (9/10).

Ia melanjutkan, “kalau dari XL sih kita support untuk terjadi konsolidasi.”

 

 

Kita tahu bahwa sampai hari ini Indonesia memiliki empat perusahaan operator, yaitu Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, XL Axiata, dan Smartfren. Wacana ‘perkawinan’ operator antara XL Axiata dan Smartfren sejatinya sudah menjadi isu lama yang kembali dibahas.

Pihak Axiata dan Sinarmas sebagai induk usaha kedua operator kerap dikabarkan menjalin pertemuan untuk membahas merger XL dan Smartfren.

Jika kilas balik, dalam satu dekade ini industri telekomunikasi Tanah Air sudah menyaksikan dua merger besar, yakni XL Axiata dengan Axis pada 2014. Kemudian disusul pada 2022 merger kembali dilakukan oleh Indosat Ooredoo dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri).

 

 

Belum lama ini, Budi Arie kembali mengangkat persoalan ini karena tiga operator dianggap paling efektif.

Sebagai informasi juga, pada September lalu pihak Smartfren mengatakan bahwa saat ini pihak Axiata dan Sinarmas masih dalam tahap penjajakan. Yang jelas, Smartfren tetap menyambut baik gagasan dan wacana positif terkait perusahaan.