Jilatan Anjing Bikin Kaki dan Tangan Pria di AS Infeksi dan Diamputasi

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Seorang pria 48 tahun dari Wisconsin, AS, terkena infeksi darah langka yang menyebabkan kaki dan tangannya harus diamputasi. Para dokter yang menangani pria itu meyakini, infeksi tersebut terjadi karena jilatan anjing peliharaan pria itu sendiri.

Kantor berita lokalFox 6 Nowmengabarkan, Greg Manteufel, nama pria tersebut, mulanya pergi ke rumah sakit dan mengira dirinya terkena flu. Tapi dokter malah mengatakan bawah kedua kaki dan, kemudian, sebagian tangan dan lengan bawah pria itu, harus diamputasi karena infeksi.

Infeksi tersebut menyebabkan tekanan darah Manteufel turun drastis sehingga mengurangi aliran darah ke beberapa bagian tubuhnya dan menyebabkan kematian jaringan.

Tes darah menunjukkan bahwa infeksi ini disebabkan olehCapnocytophaga, bakteri yang ditemukan di mulut kucing dan anjing. Sekitar 74 persen anjing dan 57 persen kucing memilikiCapnocytophaga, tapi bakteri tersebut tidak menyebabkan penyakit pada anjing dan kucing.

Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia ketika terjadinya kontak antara manusia dengan mulut peliharaan mereka, baik itu melalui digigit maupun dijilat. Namun begitu, infeksi yang dialami Manteufel ini sebenarnya sangat langka. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), infeksi ini hanya terjadi pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah.

Ketika terinfeksiCapnocytophaga, bakteri itu dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan infeksi di berbagai bagian tubuh, termasuk infeksi darah yang dikenal sebagai sepsis. Kebanyakan orang yang terinfeksi akan mulai mengalami gejala sakit dalam tiga hingga lima hari setelah terinfeksi.

Gejala yang akan dialami setelah terinfeksi biasanya berupa lepuhan, timbul warna merah, bengkak, dan muncul nanah atau nyeri di sekitar lokasi gigitan hewan, demam, diare, sakit kepala, muntah dan otot atau nyeri sendi. Pada kasus yang terjadi pada Manteufel, infeksi tersebut bahkan hingga menyebabkan pembusukan dan gangren atau jaringan mati sehingga harus dilakukan amputasi.

Dr. Silvia Munoz-Price, spesialis penyakit menular dari Froedtert & the Medical College of Wisconsin mengatakan kasus yang dialami Manteufel ini sangatlah langka. "Lebih dari 99 persen orang yang memiliki anjing tidak akan pernah mengalami masalah ini. Ini hanya kebetulan," katanya kepadaFox 6 Now.