Joker Minta Maaf karena Bubarkan Kebaktian di Rusunawa Pulogebang
Sebuah video pembubaran ibadah kebaktian di Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, sempat menggegerkan media sosial, Sabtu (23/9).
Dalam video tersebut, Nasoem Sulaiman alias Joker tampak marah-marah, membubarkan anak-anak yang tengah beribadah sambil membawa alat-alat pertukangan seperti gergaji dan kapak.
Dalam video yang diposting di akun Facebook Boy Loen, tampak Joker tengah berada di dalam sebuah ruangan, yang diketahui sebagai ruangan kebaktian untuk warga Rusun Pulogebang. Sambil memegang kapak dan gergaji, dia berteriak-teriak dan meminta agar acara tersebut dibubarkan karena dia merasa terganggu.
"Di sini yang namanya rusun, tidak ada yang dipakai buat kebaktian. Pergi dari sini!" teriak Joker pada beberapa orang di dalam ruangan.
Sontak suasana menjadi tegang, karena kebaktian di hari Sabtu tersebut didominasi oleh anak-anak. Sempat terjadi adu argumen antara anggota kebaktian dengan Joker. Pria ini pun terlihat tak peduli ketika melihat anak-anak yang panik dan menangis, bahkan ketika diancam akan dilaporkan ke pihak kepolisian.
Hingga hari ini, Senin (25/9), video tersebut sudah ditonton sebanyak 3,4 juta kali.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Andry Wibowo, mengatakan, Joker melakukan hal seperti itu karena merasa waktu istirahatnya terganggu. Bahkan saat ini Joker sudah meminta maaf pada panitia kebaktian dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya.
"Kalau menurut pernyataannya, dia melakuan ini karena merasa terganggu, tapi bukan masalah agama. Dia mau istirahat, kan pekerja. Dia mengaku nih, Joker sudah mengaku, sudah meminta maaf, dan siap diproses secara hukum. Kan itu pernyataan dia dan polisi sedang menangani ini," ungkap Andry di Polda Metro Jaya, Jakarta.
Menurut Andry, Joker tampak membawa gergaji dan kapak bukan untuk mengancam anak-anak yang tengah melakukan kebaktian. Tetapi, ia memang baru pulang bertukang, sehingga masih membawa alat-alat tersebut.
"Alat-alat tersebut sudah dikumpulkan tujuh jam setelah informasi. Sama polisi kan langsung diamankan semua, pemeriksaan juga terbuka. Apa yang dilakukan Joker ditanyakan kepada ibunya. Itu sudah komprehensif," tambah Andry.
Andry menyebutkan saat itu polisi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan gelar perkara. Kemudian, Joker sendiri sudah memberikan pemrintaan maaf dan mengaku khilaf.
"Muncul perdamaian. Itu (gelar perkara) terbuka, jadi tidak satu-satu, ada ibunya, ada Jokernya, ada pihak lainnya. Jadi itu sudah kita tangani dan hari ini kita akan teruskan," tambahnya.
Namun, Andry menyebutkan jika hal tersebut terjadi lebih dari sekali, maka hal ini bisa disebut bisa diduga karena memang ada niatan dari pelaku. Jika hal itu terjadi, maka tersangka bisa dikenakan hukum pidana.
"Tapi proses yang lain pertama mediasi, pertemuan permintaan maaf, itu harus kita sampaikan juga pernyataannya, dia bilang 'saya siap dihukum jika terbukti," ungkap Andry.