Kalap Makan Hidangan Lebaran? Jangan Lupa Periksa Kesehatan

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Idul Fitri kurang lengkap tanpa aneka hidangan dan kue. Setelah sebulan berpuasa, pasti sulit menahan godaan ketupat, opor ayam, rendang, sambal goreng, nastar, kastengel, atau putri salju.

Belum lagi es sirop, es buah, dan kawan-kawan. Menikmati euforia makanan dan kue Lebaran boleh saja, tapi jangan sampai lupa diri. Tetaplah waspada dengan risiko kesehatan yang mengintai Anda jika kalap mengonsumsi menu yang tersaji di meja.
    
Dokter ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta, dr. Marya Haryono, Mgizi, SpGk. memperingatkan, Lebaran terutama pada hari pertama dan kedua erat kaitannya dengan makanan enak padat kalori, tinggi lemak jenuh, lemak trans, juga karbo sederhana (gula). Jika dikonsumsi terus menerus, maka akan memberi efek kesehatan bagi tubuh Anda. 

“Satu atau dua hari pertama Lebaran, membuat kita berisiko overkalori. Bila ini berlangsung selama beberapa hari, tentunya kalori berlebihan tersebut akan tertimbun di dalam tubuh. Efeknya, berat badan bertambah. Tetapi efek yang paling penting bagi kesehatan, peningkatan kadar gula darah –hati-hati khususnya pada penderita diabetes melitus- serta terganggunya profil lipid darah seperti kolesterol dan trigliserida (jenis lemak yang ada dalam tubuh di samping kolesterol),” papar Marya dihubungi Bintang, pekan lalu.

Marya menekankan agar Anda tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang termasuk ketika Lebaran dan berlanjut sesudahnya. Yang harus diperhatikan, hindari konsumsi karbhidrat berlebih dan mengonsumsi serat yaitu sayur dan buah segar.

Sumber karbo berlebihan adalah nasi, lontong, ketupat, kentang, pasta, kue bolu, kue kering, minuman manis seperti sirop, soda, atau olahan lain yang menggunakan gula. Patut diingat, kue kering, bolu, dan keik selain menjadi sumber karbo juga merupakan sumber lemak trans serta lemak jenuh. 

Kuncinya, Anda harus tahu kapan saatnya mengerem nafsu makan serta mengenali gejala gangguan kesehatan yang mengintai Anda. Marya menerangkan bahwa beberapa penyakit memiliki gejala khas sehingga mudah dikenali. Kencing manis, misalnya. Gejalanya sangat khas yakni sering lapar, sering buang air kecil, dan sering merasa haus. 

 “Gejala tambahan lainnya luka yang susah sembuh, keputihan, gangguan penglihatan, serta perubahan berat badan secara drastis. Namun untuk mengetahui pastinya, apakah gula darah Anda tinggi atau profil lipid tinggi, harus diperiksa di laboratorium. Syaratnya, Anda puasa beberapa jam sebelum pemeriksaan,” Marya menjelaskan.

Ia menambahkan, mengukur berat badan juga penting untuk mengetahui apakah tubuh Anda tergolong berisiko terkena penyakit. 

(riz / bin)