Kata Artika Sari Devi Soal Pencabutan Gelar Beberapa Puteri Indonesia
Yayasan Puteri Indonesia baru-baru ini mencabut gelar Puteri Indonesia beberapa finalis mereka. Hal ini disampaikan lewat unggahan di akun resmi Instagram Puteri Indonesia.
Dalam postingan itu, disebutkan beberapa finalis Puteri Indonesia 2017. Di antaranya ialah Puteri Indonesia Banten 2017, Puteri Indonesia DKI Jakarta 1 2017, Puteri Indonesia Intelegensia 2017, dan Puteri Indonesia Nusa Tenggara Barat 2017.
Gelar ketiganya dicabut lantaran pelanggaran dalam pemenuhan kewajiban kontrak yang mereka lakukan. Kabar menyebutkan ketiganya terlibat dalam ajang kecantikan lainnya.
“Maka kami, Yayasan Puteri Indonesia dengan resmi memutuskan untuk mengambil kembali serta mencabut gelar yang telah diraih,” tulis pernyataan di akun resmi instagram Puteri Indonesia.
Bahkan, ketiganya juga dilarang untuk menggunakan berbagai segala jenis atribut yang menyangkut Puteri Indonesia. Sehingga, ketiganya sudah tak lagi bisa manfaatkan segala atribut yang telah disematkan sebelumnya.
“Hal ini telah diketahui dan disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Demikian pengumuman resmi ini kami sampaikan agar dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya,” jelas postingan tersebut.
Puteri Indonesia 2004, Artika Sari Devi, rupanya baru mengetahui kabar tersebut. Ia mengaku enggan berkomentar terlalu dalam mengenai hal itu. Akan tetapi, jika benar karena permasalahan kontrak, dia bisa memaklumi keputusan itu.
“Saya enggak tahu perjanjiannya gimana, tapi kalau masih terikat kontrak ya, seharusnya masih tanggungjawab (kepada) YPI,” katanya ketika ditemui di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Kamis (19/7).
Menurut Artika, jika tak terikat kontrak atau perjanjian apapun, berkontribusi dalam ajang kecantikan bukanlah sebuah masalah. Artika sendiri yang sadar bahwa rumahnya adalah Puteri Indonesia sempat melibatkan dirinya dalam ajang kecantikan lain.
“Saya Puteri Indonesia, tapi saya dimintasharingsebagai pembicara di kelas untuk Miss Grand Indonesia,” kata Artika.
Kata istri Baim tersebut, keterlibatannya dalam ajang lain merupkan kontribusinya bagi pemberdayaan wanita di Indonesia. Sehingga, dia yakin bahwa hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan. Apalagi, setiap ajang punya kualifikasinya masing-masing.
“Jadi, saya mendukung pageant manapun yang membuat sebuah perhelatan untuk mencari role model perempuan,” pungkasnya.