Kegaduhan Netizen Soal Kacaunya Festival Berdendang Bergoyang
Uzone.id– Festival musik Berdendang Bergoyang tengah jadi sorotan. Acara yang seharusnya digelar selama tiga hari pada 28 – 30 Oktober 2022 ini terpaksa disetop polisi akibat over kapasitas dan faktor keamanan penonton. Alhasil, festival musik ini cuma sampai tanggal 29 Oktober saja.
Hal ini disampaikan langsung oleh pihak panitia melalui akun Instagram @berdendangbergoyang. Mereka menuliskan permohonan maaf bahwa acara terpaksa dibatalkan dengan alasan keselamatan dan keamanan penonton.
“Mohon maaf sebesar-besarnya, dengan berat hati menginformasikan bahwa event festival di hari ke-3 tanggal 30 Oktober 2022 yang diselenggarakan di Istora Senayan dan Parkir Selatan GBK, harus dibatalkan atas dasar keselamatan dan keamanan. Adapun pernyataan dan pembatalan ini telah kami terima secara langsung dari pihak yang berwajib,” tulis akun tersebut.
Akibat kejadian ini, media sosial pun langsung ramai dipenuhi cuitan warganet -yang sekaligus penonton festival- mengeluh soal manajemen pihak penyelenggara.
Baca juga: Anak Band Manfaatkan Smartphone untuk Bikin Racik Lagu
Keyword ‘Berdendang Bergoyang’ pun langsung merajai posisi trending topic wilayah Indonesia dengan jumlah cuitan 17,9 ribu kali.
Untungnya, pihak penyelenggara Berdendang Bergoyang juga mengatakan mereka akan melakukanrefundtiket hari ke-dua dan ke-tiga. Skemanya pun dapat diajukan secara online.
Meski bisa di-refund, tetap saja pengalaman ini dianggap begitu kacau dan mengecewakan di mata netizen.
Selain meluapkan kekecewaan, Instagram @berdendangbergoyang juga diserbu netizen dengan komentar-komentar sarkasme hingga bernada kocak yang mengocok perut.
Sebenarnya gara-gara apa?
Bak déjà vu, insiden over kapasitas ini sempat mengingatkan warganet akan tragedi Kanjuruhan beberapa waktu silam. Membludaknya kapasitas penonton dan minimnya crowd control berakhir dengan insiden tumbangnya beberapa penonton saat acara berlangsung.
Untuk diketahui, acara yang seharusnya hanya boleh dihadiri maksimal 10.000 orang saja ternyata justru overload hingga 20.000 orang. Dilansir dari berbagai sumber, pihak kepolisian (Kapolres Metro Jakarta Pusat) menemukan bahwa pihak panita mencetak tiket lebih dari apa yang mereka laporkan.
Padahal, di hari pertama polisi sudah melakukan rapat evaluasi dengan pihak panitia. Dalam rapat tersebut polisi menyampaikan flow penonton yang tidak berjalan dengan baik. Sudah over kapasitas, berdesak-desakan, dan akhirnya berujung banyak yang pingsan karena kehabisan rongga udara.
Tak hanya pihak polisi yang menyesalkan cara kerja panitia, warganet pun merasakan hal yang sama. Manajemen crowd control pihak panitia dinilai sangat kurang.