Kelelawar Hingga Nyamuk Berpotensi Ancam Kesehatan Masyarakat

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Penyakit bersumber hewan, baik itu dari kelelawar, nyamuk, hingga unggas, masih jadi perhatian khusus Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Dalam acara Global Health Security Agenda (GHSA) di Bali, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono, menekankan pentingnya pencegahan penyakit bersumber hewan atau biasa disebut penyakit zoonosis.

Anung menyebut dua pertiga penyakit infeksi baru yang muncul di dunia saaat ini merupakan penyakit bersumber hewan.

"Penyakit yang menjadi konsern saat ini, dalam konteks zoonosis masih banyak seperti dari nyamuk, kelelawar, unggas, anjing dan lainnya," ujar Anung, dikutip dariANTARA.

Kepala Badan Litbang Kesehatan Kemenkes, Siswanto mengatakan hewan bisa menjadi penular (vektor) atau penyebab penyakit (agen) ke manusia. Contoh kasusnya adalah nyamuk yang bisa menularkan malaria dan DBD jika menggigit manusia.

Hewan juga bisa bersifat reservoir, alias membawa penyakit ke sumber penularan lain. Contohnya adalah kelelawar yang menularkan virus ke babi dan hewan ternak, yang nantinya menyerang manusia.

"Perlu suatu kolaborasi dan integrasi dari semua aktor baik lintas sektor maupun masyarakat untuk bersama-sama mengatasi ancaman kesehatan terutama terhadap penyakit infeksi yang baru muncul," tutur Siswanto.

Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit zoonosis, baik itu dari nyamuk, kelelawar, ataupun unggas.

Hal inilah yang membuat Indonesia menyelenggarakan Pertemuan Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis, sebagai salah satu rangkaian acara Global Health Security Agenda (GHSA) Ministerial Meeting pada 5-8 November di Nusa Dua, Bali.

Sebanyak 15 negara yang tergabung dalam Zoonotic Diseases Action Package (ZDAP) hadir membahas pencapaian dan rencana aksi implementasi 2014-2019.

Rencana aksi implementasi ini menjadi salah satu hal penting yang dicapai oleh kepemimpinan Indonesia dalam forum internasional pengendalian penyakit zoonosis.

Dalam rencana aksi tersebut beberapa hal penting disetujui bersama, termasuk dukungan masing-masing negara anggota ZDAP untuk melanjutkan penanganan penyakit zoonosis, pertukaran informasi, peningkatan kapasitas, serta komitmen jangka panjang penanganan tanggap darurat zoonosis.[ANTARA]

 

Berita Terkait: