Kemenperin akan gandeng Telkom hadirkan 5G di kawasan industri

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kementrian Perindustrian (Kemenperin) berencana menggandeng Telkom untuk menggelar jaringan 5G di kawasan industri dalam rangka mendukung implementasi Industri 4.0.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah akan meningkatkan jaringan internet 5G di kawasan industri dalam upaya mendukung implementasi Industri 4.0.

Untuk mewujudkannya, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kemenkominfo guna membahas regulasinya serta menggandeng Telkom selaku operator penyedia layanan internet untuk perencanaan teknisnya.

Menurut Airlangga, dalam upaya penerapan jaringan internet 5G di kawasan industri tersebut, saat ini masih dirancang peta wilayah pemasangannya.

"Industri 4.0 membutuhkan kecepatan data hingga 5G. Kalau datanya pakai yang lemot, ketika mau lihat proses di pabrik dan yang tampil dimonitor akan ada time lag, waktu yang tidak cocok," ungkap Airlangga dalam keterangan, belum lama ini.

Menperin menjelaskan, memasuki era digital saat ini harus diimbangi dengan kualitas jarigan internet yang cepat. Pemasangan jaringan internet 5G tersebut terkait dengan pelaksanaan peta jalanMaking Indonesia 4.0.

Rencana penerapan jaringan internet 5G ini ditargetkan mulai terlaksana saat perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. "Waktu Asian Games akan kita buat prototype-nya," ulasnya.

Ditambahkannya, pemerintah telah mendorong industri memasuki dunia digital. Ada lima sektor pengembangan industri manufaktur yang akan menjadi percontohan, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.

Airlangga menambahkan, lima sektor itu merupakan industri andalan yang tengah diprioritaskan pengembangannya di hampir seluruh dunia. “Sekitar 84% ekonomi dunia disokong oleh sektor-sektor tersebut. Ini yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga tiga ribu kali,” ucapnya.

Bahkan, saat ini pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) juga menjadi salah satu langkah strategis mewujudkan ekonomi inklusif, yang sifatnya sama dengan eCommerce platform. Dengan demikian, IKM dapat bersaing secara global. “Untuk itu, industri nasional membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi,” tegas Airlangga.

Pengembangan sektor IKM dalam negeri telah lama berperan penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Kemenperin mencatat, jumlah unit usaha IKM di dalam negeri terus mengalami peningkatan setiap tahun. Misalnya, pada tahun 2013, sebanyak 3,43 juta IKM, naik menjadi 3,52 juta IKM pada tahun 2014. Kemudian, mampu mencapai 3,68 juta IKM di tahun 2015, dan bertambah lagi hingga 4,41 juta tahun 2016. Pada tahun 2017 jumlah IKM diperkirakan lebih dari 4,5 juta unit usaha.

Sejak diluncurkan e-Smart IKM pada akhir 2016, nilai transaksi di marketplace tersebut telah melebihi Rp320 juta yang didominasi berasal dari komoditas makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fesyen, herbal, serta produk industri kreatif lainnya.

Dalam upaya mendorong pelaku IKM nasional masuk ke marketplace, Kemenperin beserta Kominfo sejak tahun 2017 telah bekerja sama mengenai fasilitasi akses internet di sentra IKM seluruh Indonesia.  

Keempat sentra IKM yang sudah terpasang, yaitu di Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Bondowoso (Jawa Timur) dan Lampung, serta sisanya yang masih dalam proses pemasangan akses internet adalah di Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Seram Bagian Barat (Maluku).(id)