Kenapa Novel ‘Bumi Manusia’ Beberapa Kali Batal Difilmkan?
Uzone.id- Sebelum Falcon Pictures merilis resmi kalau novel Bumi Manusia akan difilmkan dengan judul yang sama. Sebetulnya sudah ada yang berminat untuk memvisualkan kisah Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh itu.
Hanung Bramantyo, yang telah ditunjuk Falcon untuk menjadi sutradara Bumi Manusia, bercerita jika Pramoedya sudah pernah menawarkannya kepada sineas Oliver Stone (Snowden, Wall Street, Alexander).
Oliver Stone kabarnya sanggup membayar Pram dengan nilai USD 1,5 juta demi memfilmkan Bumi Manusia. Namun, kata Hanung lagi, pihak Pram urung memberikan kepada Oliver Stone karena ada produsen film Indonesia yang merasa mampu menggarapnya.
Agus Noor, penulis prosa dan cerpen, pernah berujar kalau biaya produksi film Bumi Manusia bisa mencapai Rp40 miliar. Biaya paling besar adalah membuatsettingWonokromo, Surabaya, di mana Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh tinggal. Belum lagisetting negeri Belanda.
2004
Sineas Deddy Mizwar pemilik PT Elang Perkasa dan Citra Sinema pernah menandatangani kontrak dengan pihak Pram untuk memfilmkan Bumi Manusia. Saat itu tahun 2004.
Deddy saat itu mempercayakan Garin Nugroho menjadi sutradara dan Jujur Prananto jadi penulis skenario. Namun perjalanan proyek mereka kandas di tengah jalan.
2008
Hanung Bramantyo pernah mendapat tawaran untuk memfilmkan Bumi Manusia. Hanung yang memang sudah punya mimpi ingin mengadaptasi novel ini sejak kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menyanggupi dan memilih Salman Aristo untuk membuat skenario.
Namun, Salman ketika itu menolak karena merasa belum siap.
2011
Mira Lesmana pernah meminang novel pertama tetralogi pulau Buru ini untuk difilmkan pada tahun 2011. Dia Bersama duet mautnya, Riri Riza, sampai menggalang dana selama dua tahun lamanya demi mencapai biaya produksi yang diharapkan.
Namun, waktu dua tahun itu belum cukup. Mira dan Riri akhirnya menyerah hanya karena kepentok sama dana.
“Pada kenyataannya memang untuk mengumpulkan dana pembuatan film Bumi Manusia masih sangat sulit,” tutur Mira saat itu kepada media.
2018
Akhirnya, Bumi Manusia benar-benar akan dibikin film. Kepastian itu datang dari Falcon Pictures dengan memberikan konferensi pers pada 24 Mei lalu.
Tak tanggung-tanggunglho gaes, sebanyak 50-an media dari unsur cetak dan elektronik diterbangkan dari Jakarta ke lokasi syuting yang berada di Desa Wisata Gamplong, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.
Di depan wartawan, ditampilkan pula sutradara Hanung Bramantyo, penulis skenario Salman Aristo, dan para pemain Iqbaal Ramadhan (Minke), Mawar Eva de Jongh (Annelies), Ine Febrianti (Nyai Ontosoroh), Donny Damara (ayah Minke), dan Ayu Laksmi (ibu Minke).
Anak dan cucu Pram, Astuti Ananta Toer dan Angga Ananta Toer juga turut menyaksikan peresmian pembuatan film Bumi Manusia.
Batal karena bicara untung dan rugi
Astuti Ananta Toer juga ditanya soal sulitnya novel ini dibikin film. Dia bilang, awalnya memang Oliver Stone siap membeli lisensi dengan harga bagus, namun ia membatalkannya.
Berikutnya ada produser Indonesia yang menyanggupi, tapi kemudian gugur. Menurut Astuti, pangkal masalah ada di pembicaraan untung atau rugi.
"Ada beberapa produser mau buat film. Pihak luar dibatalkan, tapi akhirnya pihak indonesia tidak jadi. Itu sudah beberapa kali tidak jadi. Sampai akhirnya saya berhubunan sama Falcon. Beberapa produser berbicara untung dan rugi, saya tidak suka. Setelah berhubungan Falcon mereka tidak berbicara untung dan rugi. Mereka berbicara bagaimana dengan ibu dan bapak, begitu," cerita Astuti.