Kenapa Wakanda Layak Menuju Oscar?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Adegan film 'Black Panther' (Marvel Studios)

Uzone.id-- Rasanya baru pertama kali ada film bertemasuperheroyang begitu dirayakan hingga sanggup memikat musim penghargaan industri perfilman karena nilai-nilai yang ada di dalamnya. Bukan sekadar akting memukau, senjata mematikan, atau seberapa gantengsuperhero-nya.

Konsep dari kisah ‘Black Panther’ ini memakai latar Afrika dimana pemimpin negeri fiksi bernama Wakanda adalah raja berkulit hitam bernama T’Challa, pewaris tahta ayahnya. Kisah ini diadaptasi dari komik karya Stan Lee dan Jack Kirby yang digarap pada 1966 silam.

Lantas, kenapa ‘Black Panther’ bisa dianggap sebagai film penting, ya? Bukannya karya ini hanyalah filmsuperheropada umumnya saja seperti ‘Iron Man’ dan kawan-kawannya? Selayak itukah untuk bisa masuk ke jajaran nominasi sekelas Oscar?

Yang jelas, alasan ‘Black Panther’ dianggap begitu penting dan dihargai oleh industri perfilman bukan karena ini film pahlawan super berkulit hitam pertama.

Baca juga:Apakah 'Black PantherOverrated?

Kalau bolehthrowbacksejenak, sebelumnya sudah ada ‘The Meteor Man’ dan ‘Blankman’ yang masing-masing dirilis di awal era 1990an. Masih ingat ‘Hancock’ yang diperankan Will Smith? Semuanya dibintangi aktor kulit hitam sebagai pemeran utama yang memiliki kekuatan super, namun tidak memiliki dampak besar seperti ‘Black Panther’.

Sekadar diketahui nihgaes, ‘Black Panther’ berhasil meraup penjualan tiket global sebesar US$1 miliar dalam waktu 4 minggu. MenurutBox Office Mojo, film ini bahkan tercatat di urutan 9 di daftar film berpendapatan tertinggi di dunia dengan keuntungan US$1,346 miliar.

Disutradarai Ryan Coogler, film ini menyoroti bagaimana T’Challa (diperankan Chadwick Boseman) menyelamatkan tahtanya kembali di kerajaan Wakanda setelah sempat direbut oleh sepupunya sendiri, Erik Killmonger (diperankan Michael B. Jordan).

(Adegan 'Black Panther'/Foto: Disney/Marvel)

Terlepas dari drama keluarga, kerajaan, dan politik, ‘Black Panther’ dianggap sebagai film yang sanggup memaparkan kisah ‘tak biasa’ yang didominasi oleh orang-orang kulit hitam.

Hal ini kemudian yang tampaknya membuat ‘Black Panther’ berhasil dilirik oleh berbagai penyelenggara ajang penghargaan Hollywood seperti HFPA untuk Golden Globes Awards, Critics Choice Awards, dan… siapa tahu, Academy Awards?

Yang jelas, ‘Black Panther’ sudah mendapat nominasi Film Terbaik di sejumlah ajang penghargaan bergengsi. Meski belum pernah memenangkan kategori ini, setidaknya film ini berhasil lolos nominasi sebagai film seutuhnya, tak hanya untuk aspek teknis saja.

Lalu kira-kira apa yang membuat ‘Black Panther’ tampaknya layak masuk nominasi Oscar?

Gue pribadi sangat menghargai karya Coogler satu ini, baik dari segi jalan cerita, para aktor, efek visual, karakter-karakter, dan Wakanda sendiri sebagai negeri fiksi yang bikin gue penasaran dengan isinya dan kultur baru dengan bunyi motto, “Wakanda Forever!”.

Siapa yang nggak penasaran dengan Wakanda? Negeri di Afrika yang menyimpan vibranium yang begitu canggih nan kuat ‘warisan’ dari meteor luar angkasa. Negara yang selalu tertutup dengan dunia luar ini berisi rakyat yang fasih teknologi, merdeka, tak dibelenggu perbudakan, dan dipimpin oleh seorang raja yang sama seperti rakyatnya, yakni kulit hitam.

(Sutradara Ryan Coogler sedang mengarahkan Chadwick Boseman/Foto: Disney/Marvel)

Itu adalah salah satu aspek mengapa ‘Black Panther’ dianggap sebagai karya momentum bagi Amerika -- film berisi kisah tentang orang-orang kulit hitam yang hidupnya makmur, merdeka, dikelilingi oleh teknologi, dan… bebas dari masalah perbudakan.

Pihak penyelenggara Academy Awards, Academy Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) biasanya gampang dibikin terenyuh dengan kisah macam begini. Hal-hal berbau kemanusiaan danrelateddengan kehidupan sosial, khususnya di Amerika.

Baca juga:Ketika 'Black Panther' Cetak Sejarah di Golden Globe

Nilai berharga lain dari ‘Black Panther’ terletak di bagian keberagaman aliasdiversity. Pasti pernah dong mendengar istilah satu ini? Isu yang masih saja menjadi salah satu topik ‘panas’ di Hollywood, dalam hal ini ketenagakerjaan.

Selain T’Challa alias Black Panther, ada deretan karakter perempuan yang punya kekuatan nyata di dalam film seperti Shuri (Letitia Wright), Nakia (Lupita Nyong’o), Okoye (Danai Gurira), hingga sang ibu, Ramonda (Angela Bassett).

Itu baru wajah-wajah yang tampak di dalam film. Coogler sebagai sutradara turut merangkul sejumlah kru perempuan yang hebat-hebat. Bukan sekadar ingin dibilang, “sok keberagaman banget sih lu,” tapi Coogler sendiri yang mengaku nyaman bekerja sama dengan perempuan untuk di divisi tertentu. Alasannya, agar perspektifnya semakin kaya dan tidak sempit.

Mau tahu siapa aja? Ada Rachel Morrison sebagai Director of Photography, Production Designer Hannah Beachler, dan Costume Designer Ruth E. Carter.

(Foto: Disney/Marvel)

Uniknya, Morrison adalah Director of Photography perempuan pertama yang bekerja untuk Marvel Studios. Dia juga memecahkan rekor sebagai perempuan pertama yang dinominasikan di kategori Sinematografi Terbaik di Oscar 2018.

Selain itu, Beachler juga menjadi perempuan pertama yang bekerja sebagai Production Designer untuk studiosuperhero.

Itu adalah nilai lain yang menjadikan ‘Black Panther’ adalah hasil karya kolektif dari ragam individu, setidaknya itu yang diyakini oleh Coogler sendiri.

Bagi kamu yang merasa ‘Black Panther’overrated, biasanya hanya melihat dari permukaannya saja. Atau mungkin terlalu eneg dengan euforia di media sosial. Tapi mau bagaimana lagi, film ini memang layak dirayakan.

Gue pribadi akan senang melihat ‘Black Panther’ bersanding dengan film-film unggulan lain di kategori Film Terbaik Academy Awards tahun ini. Kalaupun tak sampai menyabet piala Oscar, paling tidak kita semua bisa menyaksikan pihak Academy yang sudah mulai terbuka dengan keberagamangenre. He-he-he.

Pengumuman nominasi Oscar 2019 akan digelar nanti malam. Nantikan terusupdate-nya hanya diUzone.id.