Ketika Gubernur Jatim Diapit Iqbaal Ramadan dan Adipati Dolken
Kiri ke kanan: Adipati Dolken, Produser Frederica, Gubernur Jatim Khofifah, dan Iqbaal Ramadhan (Foto: Tomi Tresnady/Uzone.id)
Uzone.id- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa bertanya kepada Iqbaal Ramadhan, apa makanan kesukaannya saat jamuan makan siang rombongan gala premier 'Bumi Manusia' dan 'Perburuan' di Gedung Grahadi di Jalan Gubernur Sury, Genteng, Kota Surabaya, Kamis (8/8/2019).
Iqbal menjawab," Rawon, dari dulu saya suka rawon."
Kemudian, perbincangan Khofifah dan Iqbaal pun semakin cair ketika mantan personel CJR mengaku lahir di Surabaya. Sama halnya dengan Khofifah yang juga lahir di Surabaya.
Khofifah dan Iqbaal malah terlihat akrab. Berbeda dengan Adipati Dolken, bintang utama film Perburuan, duduk di meja sebelah mereka.
Dari mulai perjalanan dari bandara Soekarno-Hatta hingga berada di Surabaya,Uzone.idmemperhatikan betul Adipati dan Iqbaal tak sedikitpun saling sapa. Mereka berdiri sejajar cuma saat ada sesi foto bersama saja.
Begitu juga ketika seremonial penyerahan cinderamata dari Khofifah untuk Falcon Pictures, Adipati Dolken dan Iqbaal diminta untuk maju ke depan, tak terlihat mereka saling bertatapan mata, apalagi saling melempar senyuman.Mmhh, apakah mereka memang belum bisa menjalin hubungan baik ya.
Namun, di balik itu, hari pertama rombongan gala premier Bumi Manusia dan Perburuan berada di Surabaya begitu menyenangkan. Disajikan kuliner yang enak, sempat jalan-jalan ke Tugu Pahlawan pula.
Baca juga: Arek Suroboyo! Besok Gala Premier 'Bumi Manusia' dan 'Perburuan'
Baca juga: Falcon Habiskan Rp50 Miliar Produksi Film 'Bumi Manusia'?
Dalam acara ramah-tamah, Khofifah sedikit menukil isi cerita novel Bumi Manusia karya sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer.
"Kebetulan saya di ilmu sosial dan ilmu politik UNAIR (Universitas Airlangga). Itu salah satu otoritas untuk mempelajari beberapa pikiran-pikiran Karl Marx, secara khusus FISIP Unair diberi kesempatan mempelajari itu.
Jadi relatif kita mengenal beberapa telaah, tulisan termasuk novel Bumi Manusia," tutur Khofifah, Kamis (8/8/2019).
Khofifah mengaku sering sekali mengajak semua orang agar bangga menjadi bagian dari Indonesia.
Dia mengambarkan pergolakan seorang Nyai Ontosoroh, tokoh dalam novel 'Bumi Manusia', memberi pesan agar kita tidak memiliki jiwa inlander.
"Kita musti bangga menjadi Indonesia, hari ini sudah saatnya menempatkan Garuda di dada kita. Sudah saatnya bawa Indonesia terbang setinggi-tingginya, Indoenesia maju berkeunggulan, Indonesia berdaya saing.
Itu artinya pergerakan dan pergolakan Nyai Ontosoroh yang tidak ingin didiskriminasi, tidak ingin ditempatkan di second class society, dan seterusnya. Iu menjadi penting supaya kita percaya diri dan kuat, maju dan berkeunggulan," kata Khofifah.