Ketika Pemimpin Dunia Menjadi Pengungsi

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Seniman Suriah Abdalla Al Omari  melukis sosok pemimpin dunia dalam perspketif tak terduga yaitu sebagai pengungsi. Lukisan-lukisan Omari tersebut saat ini dipamerkan di galeri Dubai.  

Dalam “The Vulnerability Series”, Omari menggambarkan sosok Presiden Donald Trump sebagai pengungsi yang membawa alas tidur dan tas punggung serta membawa seorang anak perempuan dalam pelukannya. Ia juga membawa sebuah kantong hitam di tangan kanannya dan membawa sketsa gambar keluarga ditangan kirinya. Raut wajah Donald Trump pada lukisan tersebut pun tampak murung.

Selain sosok Donald Trump, Omari juga menunjukkan mantan Presiden Barack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel dan beberapa pemimpin dunia lainnya sebagai warga sipil yang kehilangan haknya. Omari menggambarkan para pemimpin dunia itu sebagai pengungsi. 

Omari menuturkan bahwa ide awal untuk membuat lukisan tersebut ialah berdasarkan pengalaman pribadinya tentang keterasingan dan kemarahan yang dirasakan. Keterasingan dan keterbelakangan itu ia rasakan dikotanya sendiri. 

Menurut dia, situasi dan kondisi Suriah saat ini memasuki tahap yang mencengangkan. “Suatu keinginan pribadi pada awalnya untuk membayangkan bagaimana sosok pribadi para pemimpin dunia yang dinilai hebat itu terlihat seperti seorang pengungsi”, tutur Omari. 

Ia menuturkan alasan-alasannya tersebut dalam video The Vulnerability Series yang ia kirim ke HuffPost.

Pada tahun 2011, Omari meninggalkan kota kelahirannya Suriah setelah dimulainya perang saudara. Setelah meninggalkan Suriah, ia menetap di Brussels sambil mengerjakan projek Serial The Vulnerability tersebut.

Menurut laporan dari PBB, setelah enam tahun perang saudara di Suriah, lebih dari 5 juta orang Suriah sekarang menjadi pengungsi. Sebuah penuturan terbaru dari Save The Children menyebutkan bahwa banyak anak dipengungsian yang kini menderita masalah kesehatan mental bahkan ada yang mencoba untuk bunuh diri akibat tertekan.

Pada bulan April, pemerintahan yang dipegang oleh Trump meluncurkan rudal di sebuah pangkalan udara Suriah untuk menanggapi serangan senjata kimia mematikan, yang menurutnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab atas serangan tersebut. Setelah serangan itu, Rusia menyatakan dukungannya secara terus-menerus untuk Assad melalui peningkatan bantuan militer.

Omari menggambarkan sosok Assad dan Putin sebagai seorang pengungsi dalam The Vulnerability Series. Menurut dia, ia berkewajiban penuh untuk terlibat dan menyampaikan pesan kepada para pemimpin dunia tersebut atas apa yang terjadi pada orang-orang Suriah. 

Ia beranggapan bahwa para pemimpin dunia itu harus bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi di Suriah. (Ayunindya Annistri)***