Kisah Momo Chan Jadi Komentator Game dan Raih Rp 50 Jutaan Sebulan
"Sekarang fokus jadi caster, karena enggak bisa jadipro-player.Gagal jadipro-player. Ha-ha-ha."
Seperti kata pepatah, 'Banyak jalan menuju Roma'. Monica Mariska tahu betul bahwa ada cara lain untuk bisa sukses dan berkarier di industri eSports.
Ketika batal bergabung jadigamerprofesional di tim NXA Ladies pada 2014, ia mencoba karier lain yang masih dalam ruang lingkupgame. Dia menjajal peruntungan sebagai kreator konten yang mengunggahvideo streamingsaat bermain game di YouTube dan Facebook, jadi manajer tim eSports, hinggabrand ambassadorsuatu produkgaming. Itu beberapa profesi yang digelutinya.
Ada satu lagi profesi yang kini aktif dilakukan perempuan yang akrab di sapa Momo Chan itu, yaknishoutcasteratau biasa disebutcaster.
Casteradalah komentator jalannya pertandingangamedi suatu kompetisi eSports. Layaknya komentator sepak bola, ia diharuskan membawa audiens untuk terlibat langsung secara emosional pada setiap kejadian yang terjadi di permainan. Dia mengomentari jalannya pertandingan game kompetitif seperti Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), hingga Counter Strike: Global Offensive (CS:GO).
Momo saat ini menjaditalentdancasterdi Mineski, organisasi dan penyelenggara turnamen eSports, sejak Desember 2018.
Bertemu Nixia dan hampir bergabung di NXA Ladies
Sebelum menjadicasterseperti sekarang, Momo adalah seorangcommunity managerdi salah satu perusahaan penerbitgame online, Prodigy, sejak 2013. Setahun berikutnya, ia bertemu pertama kali dengan Monica Carolina alias Nixia dan 'nyaris' menjadi atlet eSports di tim NXA Ladies. Nixia adalah salah satugamercewek paling tenar di Indonesia.
Pertemuan dengan Nixia terjadi dalam sebuah acaragameyang digelar Prodigy. Di acara tersebut, Nixia melihat potensi Momo dalam keterampilannya bermain CS:GO. Mengingat kala itu NXA Ladies memiliki divisigametersebut dan butuh anggota baru, maka Nixia mengajak Momo untuk bergabung ke timnya.
Selama di NXA Ladies, Momo belum mencetak satu pun pertandingan eSports. Maklum, petualangannya di tim besutan Nixia itu terbilang singkat, yakni hanya tiga bulan dan itu pun masih dalam masa percobaan sebelum resmi direkrut menjadi atlet pro NXA Ladies. Sibuk dengan pekerjaannya di perusahaan penerbit game adalah alasan batal bergabung dengan NXA Ladies.
"Kalau gabung tim itu harus ada chemistry-nya, jadi ya kita coba bangunchemistrysatu tim. Tapi karena akunya sibuk kerja sampai malam juga, terlalu banyak lembur, akhirnya aku putuskan sama Nixia kayanya enggak bisa lanjut di NXA Ladies. Dari pada menghambat perkembangan personel lain, jadinya aku keluar," cerita Momo Chan, kepadakumparandi kantor Mineski di Jakarta, Selasa (22/1).
Tak masalah tak jadi atlet eSports. Momo tetap berusaha mencoba hal lain yang masih berhubungan dengan olahraga elektronik: bikin kontenstreaming gamedi YouTube dan Facebook (2013). Cara lainnya lagi adalah menjadi manajer tim eSports 4K Gaming (2016), Military eSports (2017), dan Barol Gaming (2018), sertabrand ambassadorRepublic of Gamers (ROG) dari Asus dan tim Victim eSports (2018).
Sekarang, ia disegani sebagai salah satucasterperempuan di jagat eSports Indonesia.
Jadi caster itu sulit
Menurut Momo, tak mudah untuk menjadi seorangcaster gameeSports, terutama di Indonesia yang mayoritas orang-orangnya belum melihat pentingnya profesi ini dalam pertandingan kompetisi. Perempuan 28 tahun ini merasa banyak orang menganggap remeh perancaster.Sebagian bahkan merasacasterhanya 'mengganggu' keseruan permainan.
Padahal,casterini juga kerap menyajikan informasi terbaru soalgameyang sedang dipertandingkan, selain memandu jalannya permainan. Itu mengapa pengetahuan dasar dari game yang dikomentari harus dikuasai olehcaster.
"Susahnya jadicasteritu harus terus belajar. Enggak boleh malas. Kita harus rajin ikuti perubahan dari game itu apa saja, META (Most Effective Tactics Available) apa yang terjadi, misal adabuffataunerf(efek yang dihasilkan dari kemampuanheroatauitemdalamgame), dan itu bukan sesuatu yang mudah. Saya mengharapkan orang Indonesia menghargai perancasterdi industri eSports," kata Momo.
Selain dituntut jago komentar dan punya pengetahuangameyang lengkap, ia juga harus memiliki karakter atau ciri khas dalam memandu jalannya permainan. Caster harus bisa 'meracuni' penonton agar ikut merasakan keseruan dalamgame.Semua ini selalu dilakukan Momo dalam setiap aksinya mengomentari jalannya permainan.
Bohongi orang tua demi karier di eSports
Tantangan perempuan berkarier di dunia game tidak hanya soal gunjingan dari lawan gendernya. Meyakinkan orang tua, ternyata sama sulitnya mengalahkan boss digame, dan itulah yang dirasakan oleh Momo. Perempuan yang kini hobi bermain PUBG Mobile itu terpaksa harus berbohong kepada orang tuanya ketika pertama kali bekerja di duniagame.Kepada orang tua, Momo mengaku bekerja di bidang properti sebagaimarketing.
"Namanya orang tua lama, itu agak sedikit kolot lah, ya. Pemikirannya enggak semaju sekarang. Mereka enggak bisa terima, mereka dikira maingameitu cuma buang waktu, ngabisin duit, enggak bisa dapat apa-apa," ucapnya.
Untuk bisa mengubah pikiran kedua orang tua, Momo lantas berusaha mencoba memberikan pembuktian bahwa bekerja di industrigameitu ada penghasilannya. Ada uang yang bisa didapatkan.
Keberanian Momo untuk memberi tahu pekerjaan aslinya kepada orang tua mulai tumbuh ketika dirinya sudah menjadibrand ambassadorROG Asus pada 2017 lalu, dan penghasilan tambahan lainnya daristreaming gamediplatformYouTube dan Facebook.
Bicara soal penghasilan di dunia game, Momo cukup bangga dengan apa yang sudah diraihnya saat ini. Kerja kerasnya dibalas dengan gaji mencapai dua digit.
"Kalau sekarang saya dapat dari sponsorbrand ambassadorROG, Mineskitalentjuga dapat gaji per bulan, terus Facebook kanstreamingjuga sama mereka dikontrak jadi ada bayarannya setiap bulan. Kisaran sampai Rp 50-an juta tiap bulan."
Inilah bukti yang ingin ditunjukkan Momo Chan dan mereka yang serius membangun karier di industri eSports.