Kisah Pasangan di Amerika, 2,5 Tahun Traveling Bawa Rumah Mungil

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Rumah adalah tempat yang paling dirindukan setelah melakukan perjalanan panjang ketika berlibur. Tapi mungkin tidak bagi pasangan ini.

Alexis Stephens (33) dan Christian Parsons (42) dari Carolina Utara, Amerika Serikat melakukan traveling dan hidup secara nomaden bersama dengan rumah yang mereka bangun sendiri.

Rumah mungil ini dibangun selayaknya rumah biasa dengan kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu bahkan dapur. Hanya saja, rumah ini tidak menjejak tanah tetapi memiliki roda dan dikaitkan dengan mobil van yang mereka bawa. 

Selama dua setengah tahun perjalanan, pasangan ini sudah berjalan sejauh 45.000 mil atau sejauh 72.420 kilometer dengan mobil dan rumah mungilnya serta sudah mengunjungi 36 negara bagian di Amerika Serikat ditambah satu negara bagian di Kanada. 

Gagasan dalam pembuatan rumah ini berawal dari perjalanan mereka ke Amerika Utara untuk membuat dokumentasi budaya, masyarakat, dan pengalaman yang dirasakan masyarakat ketika melihat rumah tersebut. 

Ide unik ini ternyata menarik perhatian perwakilan penjualan dari Dow, yang adalah sebuah perusahaan bangunan dan konstruksi yang menaruh perhatian pada konsep efisiensi energi dari rumah mungil ini. Dow mensupportmereka melalui bahan bangunan untuk membangun rumah impian mereka ini. 

Christian dan Alexis bertemu di Winston-Salme, Carolina Utara yang juga menjadi tempat di mana mereka membangun rumah ini. Rumah ini dibangun sendiri oleh pasangan Alexis dan Christian, 'pekerja' utama yang membangun rumah ini penuh waktu adalah peran Christian. 

Untuk mewujudkan rumah ini, Christian dan Alexis menggunakan seluruh uang dan menjual seluruh harta mereka. Pembangunan rumah ini memakan waktu selama sembilan bulan dengan biaya sebesar 27.500 dolar Amerika atau setara dengan Rp 373 juta.

Rumah mungil ini adalah hasil dari keinginan mereka untuk hidup sederhana, jauh dari kesan konsumerisme, lebih dinamis, fleksibel, dan menawarkan kenyamanan saat berpetualang sehingga mereka bisa mendapatkan lebih banyak pengalaman dan meningkatkan kualitas hidup.

Dilansir dariDailymail, Alexis yang adalah seorang mantan eksekutif pemasaran dan pasangannya Christian, seorang fotografer mengatakan bahwa ketika pertama kali pindah ke rumah 'berjalan' ini, mereka harus membiasakan diri untuk berbagi ruang dalam rumah yang mungil ini dan belajar berkompromi agar ketika melakukan aktivitas tidak mengganggu satu dengan yang lainnya. 

"Misalnya, di pagi hari, Christian akan bangun sekitar sepuluh sampai 15 menit sebelum saya. Ini memberinya kesempatan untuk berpakaian dan pergi ke kamar mandi, tanpa menimbulkan konflik diantara kami. Karena saat pintu lemari kami terbuka, itu akan menutup akses menuju dapur dan kamar mandi," tutur Alexis. 

Setiap inci dari rumah ini dimaksimalkan agar dapat menunjang kebutuhan mereka, Alexis menuturkan, "Misalnya, lemari juga merupakan tangga, bangku dan rak buku."  

Kedepannya pasangan ini berencana akan meninggalkan rumah mereka di suatu negara sebagaihome basedan menggunakan bus sekolah untuk melanjutkan traveling.

Pasangan ini bukan hanya melakukan traveling, tetapi juga mengerjakan proyek dokumenter berseri tentang budaya, masyarakat, dan tanggapan masyarakat pada fenomena perumahan kecil berjalan seperti yang mereka miliki dalam sebuah websiteTiny House Expedition.

Rumah berjalan ini ternyata bukan pertama dan satu-satunya di dunia, masih banyak lagi pasangan lain yang memiliki rumah serupa dengan Alexis dan Christian, mereka bahkan memiliki komunitas tersendiri dan kerap kali membuat pertemuan ketika sedang berkunjung ke daerah masing-masing.