Kisah Sukses Usaha Batik Warga Eks Dolly

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kerja keras warga eks Dolly Fitria Angraini tak sia-sia. Jerih payah yang dilakukanya saat lokalisasi Dolly ditutup oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya membuahkan hasil.

Perempuan yang tinggal di Jalan Putat Jaya RW III ini mengaku kehidupannya berubah drastis. Jika dahulu dari hasil pendapatan usaha laundry dan jahit pakaian cukup besar, namun ketika kampung Dolly dirubah ia pun harus memulai usahanya dari awal kembali.

"Dulu saya penjahit, bikin baju anak-anak kerja malam, PSK, mulai dari bahan sampai jadi, mulai jahit, waktu  itu omsetnya lima sampai sembilan juta rupiah satu bulan, namun Otomatis ditutup tidak ada penghasilan, anak-anak kan gak ada yang pesan (baju) lagi," jelasnya." kata Fitria saat ditemui arah.com di 'Dolly Point' Surabaya, Rabu, (24/5/2017)

Namun cerita kelam ibu dua anak ini berangsur membaik lantaran semangat untuk memperbaiki ekonomi keluarga terus membara, Fitria memutuskan untuk mengikuti pelatihan keterampilan yang digelar Badan Pemeberdayaan Bapemas (Bapemas) kota Surabaya.

Dengan rajin dan tekun mengikuti pelatihan membatik yang merupakan pilihannya, Fitria berhasil memproduksi batik untuk dijual.

"Pertama kali saya dibina tahun 2014 tepatnya tanggal 16 Juli saya dikasih pelatihan sama Bapemas, pas rame-rame demo, saya ikut pelatihan membatik, setelah itu kita memproduksi, tidak berhenti disitu kemudian barang kita jual pertama dengan harga Rp125 ribu," ungkapnya.

Kini Fitria memimpin kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan nama ' Batik Tulis Jarak Arum' dengan beranggotakan 10 orang, Fitria dan anggotanya berhasil menekuni  profesi ini hingga berhasil memperbaiki perkekonomian keluarganya.

"Alhamdulillah sekarang sudah stabil, satu bulan bisa UMR kadang lebih," jelasnya.

Dengan ciri khas unik, batik tulis buatan warga jarak ini, semua ukiran dan motifnya selalu ada gambar daun jarak, sehingga, setiap bulannya kelompok tersebut selalu kebanjiran pesanan batik karyanya, sehingga ia pun merasa kewalahan, bahkan harga jualnya naik menjadi Rp1 juta.

"Alhamduliih sekarang pesanan sudah lumayan banyak, kemarin dapat pesanan 24 (potong) dari Disnaker, ini tadi ada pesenan dari bandung 30 sama 10 batik, sekarang harga jual dari Rp125 ribu sekarang sampai Rp1 juta," pungkasnya.

Saat ini, Fitria dan kelompoknya tengah rajin mengikuti bazar yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk terus mempromosikan hasil karyanya kepada masyarakat luas, ia berharap usaha batik yang ia tekuni dapat menjadi sumber penghasilan halal yang semakin berkembang. (Muhammad Mukied)

Video Trending Pilihan Redaksi

 



Ini Trik Menteri Sosial Hapus Prostitusi di Indonesia
Bertemu Kapolri, Henry Yosodiningrat Akan Lapor Habib Rizieq?
Sunyi Senyap, Begini Suasana Rumah Patrialis Akbar
Ada Misteri di Lift Blok M Square, Polisi Selidiki
Survei Poltracking: Ahok Tetap Sandang Predikat Cagub Ter...
undefined
Adipurna untuk Sang Pelayan Dua Kota Suci
Romantisme Musim Gugur dan Musim Dingin di London Fashion Week
Ini Kesiapan Pengamanan Aksi 212 di DPR
Jangan Menyalahkan, Ini Kata Mereka Soal Musibah Banjir Jakarta
Ratusan Kios Pasar Senen Terbakar, Pedagang Terpukul
Berkunjung ke Kota Bandung, Ini Kesan dan Pesan Raja Swedia
Lihat Refleks Penumpang Ini
Kisah Hidup Ellyas Pical akan Hadir di Layar Lebar
Jenguk Ellyas Pical, Menpora Kena Uppercut

#Jakarta
#Penutupan Lokalisasi Dolly
#Lokalisasi Dolly
#Warga Eks Dolly
#kiat sukses berbisnis
#Bisnis batik