Kominfo Pastikan Data eHAC di PeduliLindungi Aman
Uzone.id- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan jika data eHAC yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi aman dari peretasan. Hal ini diungkap oleh Juru Bicara Kominfo, Deddy Permadi, dalam keterangan resminya, yang dikutip Rabu, 1 September 2021.
Dikatakan Deddy, dugaan insiden kebocoran data pribadi ini tidak mempengaruhi keamanan data pada aplikasi eHAC yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi. Hal ini dikarenakan penyimpanan data telah dilakukan di Pusat Data Nasional (PDN). Dia juga memastikan jika data eHAC yang bocor merupakan data yang pada aplikasi eHAC lama yang sudah dinonaktifkan sejak tanggal 2 Juli 2021.
"Kami sudah melakukan pertemuan dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk merespon dugaan kebocoran data pribadi tersebut. Dugaan insiden kebocoran data pribadi ini tidak mempengaruhi keamanan data pada aplikasi eHAC yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi, di mana penyimpanan data telah dilakukan di Pusat Data Nasional (PDN)," kata Deddy.
Baca juga:Kemenkes Minta Warga Uninstall Aplikasi eHAC
Dalam pernyataan itu, Deddy juga menyebutkan jika Kementerian Kominfo bersama dengan pihak-pihak terkait akan melanjutkan investigasi lebih mendalam terhadap dugaan insiden kebocoran data pribadi pada aplikasi eHAC. Kementerian Kominfo juga mengimbau seluruh pengelola dan wali data untuk menjaga data pribadi masyarakat secara serius, baik dalam hal teknologi, tata kelola, maupun sumber daya manusia.
"Dalam hal terjadi dugaan pelanggaran pelindungan data pribadi, masyarakat atau pihak terkait dapat melakukan pengaduan melalui pengendalianaptika@kominfo.go.id dan kanal aduan lain yang telah disediakan," katanya.
Sebelumnya diberitakan jika sebanyak 1,3 juta data pribadi pada aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC) diduga bocor. Hal itu membuat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan klarifikasi kepada media pada Selasa (31/8/2021) siang.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, eHAC yang mengalami kebocoran adalah aplikasi awal yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, sebelum dialihkan ke PeduliLindungi," kata Johnny.
BACA JUGA: Ini Alasan Data eHAC Dalam PeduliLindungi Sulit Diretas
Dugaan data eHAC bocor berawal dari laporan vpnMentor yang mengungkapkan sebanyak 1,3 juta data pribadi berasal dari eHAC dengan kapasitas hingga 2GB. Data tersebut berisi informasi pribadi, kontak, hasil tes COVID-19 telah dijual di internet. Data tersebut, menurutnya, bisa diakses lewat server terbuka.
Kemudian, vpnMentor melaporkan data yang bocor itu terdapat status kesehatan, Personally Identifiable Information (PII), kontak, hasil tes COVID-19 dan masih ada lagi. vpnMentor mengatakan, timnya menemukan catatan eHAC ini tanpa hambatan apapun karena tak adanya protokol yang diterapkan oleh pengembang aplikasi.
Mereka mengaku dalam beberapa hari belum ada respons dari Kemenkes. Mereka justru mendapat respons dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan akhirnya menutup server.