Konsumen Lebih Suka Belanja di UMKM Pakai Pembayaran Digital
Uzone.id- Di tengah perkembangan teknologi yang makin maju, UMKM jadi salah satu sektor yang turut mengikuti arus kemajuan teknologi.
Digitalisasi UMKM gencar dilakukan, khususnya di Indonesia. Hal ini dilakukan agar UMKM terus bertahan dan tetap berkembang mengikuti tren yang terus berubah-ubah.
Salah satu penemuan terbaru Kaspersky mengatakan bahwa lebih dari separuh pengguna e-finance (67 persen) di Asia Tenggara percaya bahwa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus mulai menggunakan pembayaran digital untuk transaksi keuangan.
Penerapan sistem pembayaran secara digital ini disukai lebih dari setengah responden di beberapa negara, termasuk Malaysia, Singapura, Filipina dan negara Asia Tenggara lainnya.
Baca juga:Genjot Digitalisasi UMKM, Telkom Bikin Virtual Expo di Tanah Minang
Kebanyakan percaya kalau menggunakan dompet digital bisa membuat bisnis UMKM berkembang secara positif dan membuat pendapatan mereka meningkat.
Dari penelitian yang dilakukan, bentuk pembayaran yang banyak paling banyak digunakan konsumen Asia Tenggara adalah aplikasi pembayaran seluler (58 persen), internet banking melalui aplikasi seluler (53 persen), kartu debit (36 persen), kartu kredit (33 persen) dan internet banking melalui browser (31 persen).
Tiga dari lima responden mengatakan kalau mereka akan belanja lebih banyak di toko yang menerima pembayaran digital. Alasannya karena mudah, akses yang praktis dan juga privasi.
Namun, responden juga sadar kalau bisnis lokal belum semuanya siap menggunakan pembayaran digital karena terhalang masalah jaringan internet dan kurangnya perangkat.
Di sisi lain, pelanggaran data dan serangan siber membuat kepercayaan konsumen menurun terhadap e-commerce dan juga penjual. Semakin hari, mereka mulai menyadari adanya resiko ancaman dunia maya.
Baca juga:Ramadan In Style, Kampanye Tokopedia untuk UMKM Fashion
“Perlu dicatat bahwa sementara konsumen merangkul gaya hidup digital dan mempercayai alat-alat ini yang membuat transaksi keuangan mereka lancar dan cepat, mereka juga mulai mendapatkan kesadaran akan bahaya dan risiko ancaman dunia maya dalam kehidupan pribadi mereka,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara Kaspersky.
Oleh karena itu, UMKM perlu melindungi bisnis di ranah digital mereka dengan beberapa cara, termasuk melakukan penilaian dan evaluasi potensi risiko yang mungkin membahayakan keamanan jaringan, memberi pelatihan mengenai perlindungan dari ancaman keamanan internal kepada karyawan, melakukan pembaruan perangkat lunak secara berkala.
Lalu, tak lupa mencadangkan file secara teratur untuk memperkuat dan menutup kerentanan yang kemungkinan dibobol hacker. Terakhir, menerapkan perangkat lunak keamanan yang kuat.