Kontroversi AyoPoligami dan Keputusan Lindu Menutupnya

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Baru sehari menikah, Lindu sudah akrab lagi dengan banyaknya pertanyaan soal aplikasi AyoPoligami.com kepadanya.

Maklum, hanya lima hari sebelum pernikahannya, ia memutuskan untuk menutup sementara aplikasi yang menjadi kontroversi di Indonesia tersebut.

Lindu Cipta Pranamaya baru dua hari lalu, Minggu (10/9), melangsungkan pernikahan. Lelaki 34 tahun itu menikah dengan seorang perempuan 22 tahun bernama Wulandari Septi Amanah, yang uniknya, ia temui di aplikasi biro jodoh buatannya sendiri. 

“Kemarin nikahnya di Pekanbaru, Riau. Tapi besok ke Padang,” ucap Lindu kepadakumparan, Senin (11/9). Ia dan istrinya masih akan menikmati bulan madu sebulan ke depan.

Meski begitu, bukan berarti liburan Lindu kali ini tak akan direpoti oleh urusan-urusan pekerjaan, terutama aplikasi buatannya, AyoPoligami.com. Keputusannya menutup AyoPoligami.com, menurutnya, demi perbaikan aplikasi biro jodoh tersebut yang punya banyak masalah.

 

Ketenaran aplikasi yang menggunakan nama kontroversial ini dimulai beberapa waktu lalu, ketika majalah online Magdalene menerbitkan laporan bagaimana mereka mencoba aplikasi tersebut. 

Ternyata, setelah dua hari menjajal sebagai member perempuan, yang didapatkan dari pengguna lainnya bukanlah ajakan serius menikah ataupun poligami yang --bicara aturan-- jelas perlu izin dari istri pertama. Malahan, kalimat yang justru muncul adalah akal-akalan laki-laki mesum yang cuma memikirkan syahwatnya saja. Contoh: “Mbak siap dipoligami dengan nikah siri dan dirahasiakan?”

Laporan tersebut jelas viral, yang kemudian ditiru oleh beberapa netizen di Indonesia. Misalnya saja, pemilik akun Twitter @adeirra, yang juga menyamar sebagai perempuan Islami dengan foto lumayan menarik. Hasilnya sama, ketimbang bertemu lelaki yang serius dan hormat dalam memperlakukan lawan bicara, pengguna akun AyoPoligami.com lain justru meminta foto-foto pemuas nafsu mereka. Ceritanya ia jabarkan secara lengkap dalamthreadini.

 

Perlu Surat Izin Istri dan Keterangan RT/RW

Laporan-laporan tersebut memaksa Lindu untuk mengevaluasi aplikasi miliknya. Bahkan, ia sempat berkonsultasi dengan ustadznya untuk menentukan nasib aplikasinya. Sang ustaz menyarankan pada Lindu agar ia menutup AyoPoligami.com.

“Kata Ustadz saya, ‘Kalau kamu buat kayak AyopPoligami.com, semua orang bisa chat dan semua orang bisa upload foto-foto porno, foto-foto yang nggak senonoh, itu kamu yang dosa juga. Kamu udah ngasih fasilitas,’” kata Lindu menirukan ucapan ustaznya.

Hasilnya, aplikasi tersebut ia tutup. Ketika dibuka, tulisan “Hadir Kembali 5 Oktober 2017, Sedang Upgrade System Masuk” menjadi penjelasan. 

 

Lindu mengatakan, sistem registrasi pengguna memang menjadi masalah. Pada aplikasi awal, ia cuma menuntut calon pengguna mendaftar melalui email saja. “Karena kami positive thinking aja kita waktu itu.”

Padahal, untuk menikah, apalagi untuk melakukan poligami, butuh persyaratan yang tak main-main. Dan Lindu agaknya tahu betul tentang hal ini. 

“Nanti kami pakai email juga. Tapi selain itu, pakai KTP sesuai nama dan lain-lain. Jadi nanti ada moderatornya. Setiap foto yang di-upload, ada moderator,” jelas Lindu. 

Moderator ini, menurutnya, akan mengecek satu per satu kelengkapan yang disampaikan para user-nya, apakah KTP yang disetor hanyalah mencomot dari Google ataukah memang asli.

Selain KTP dan surat izin istri, khusus untuk pria yang hendak berpoligami harus mendapat surat keterangan dari Ketua RT dan RW.

 

 

Niat Awal Bukan Aplikasi untuk Poligami

Meski mengusung nama AyoPoligami, Lindu berkata bahwa pada awalnya, aplikasi tersebut tak diniatkan untuk menjadi aplikasi khusus pencarian calon istri yang mau dipoligami, lebih-lebih mendorong terjadinya poligami. Baginya, poligami bagi pemeluk agama Islam sama saja dengan perkawinan lain. 

“Poligami itu diperbolehkan oleh Islam. Izin tanpa izin pun tetap sah halal. KUA maupun nikah siri pun bisa,” ucap Lindu, mengemukakan versi poligami yang ia yakini.

Menurutnya, dengan atau tanpa AyoPoligami.com, isu poligami akan selalu kontroversial di Indonesia. Kusus di aplikasinya, ia menuntut adanya izin dari istri. 

Awalnya, Lindu sempat ingin menamai aplikasinya dengan nama lain. “Kami kepikiran AyoNikah atau AyoMenikah, atau ayo apa gitu, netral,” jelas laki-laki lulusan STIE STMIK Jayakarta jurusan Teknik Informasi itu.

Ia bahkan sempat ragu dengan idenya tersebut: lalu apa bedanya dengan aplikasi pencarian jodoh atau aplikasi kencan online lainnya?

“Terus ada teman nyeletuk, kenapa nggak bikin buat poligami saja. Nah dari situ. Jadi kalau yang sudah menikah, izinnya dari istri pertama, dan KTP-nya dia. Jadi kalau yang sudah menikah harus ada KTP, sama surat izin dari istri pertama, sama surat dari RT/RW nya.” 

Dari situ pangsa pasar sudah jelas baginya: buat mereka yang ingin benar-benar menikah, atau, mengkuotasi omongan Lindu sendiri, menjadi aplikasi yang “memberikan pilihan istri untuk mencarikan istri buat suaminya”.

 

Cara Kerja Sistem Baru

Pada 5 Oktober nanti, Lindu berencana akan me-launching aplikasi AyoPoligami.com versi terbaru. Di situ, lapisan pengamanan dibatasi: setiap akun harus menyetor foto KTP asli, dan khusus untuk mereka yang ingin poligami, harus menyetor izin istri dan surat keterangan RT/RW.

Selain itu, cara kerja sistem baru tersebut kurang lebih hampir sama dengan yang lalu. Meski demikian, pengawasan akan lebih diperketat oleh pengelola AyoPoligami.com.

“Nanti masih bisa chat satu per satu, tapi bedanya, dulu kan kami enkripsi, sekarang enkripsinya kami bongkar. Jadichat-nya bisa kelihatan semua,” ucap Lindu. 

Permasalahan pada aplikasi lalu, adalah bahkan Lindu sendiri tak bisa mengecek dan mengontrol percakapan antar-user.

“Kenapa kemarin nggak bisa saya lihat chat-nya, karena semua saya enkripsi --end-to-end enkripsinya. Semua orang bisa chat secara rahasia,” sambung Lindu.

“Nanti, ketika adachatnakal, jangan harap kayak kemarin. Bisa kamikick, kamidelete. Atau kalau keliatan di media sosial kayak kemarin, kita search namanya, langsung kami tuntut. Itu kan pencemaran nama baik, pemalsuan, penipuan juga.”

Ketika dihadapkan dengan kemungkinan turun drastisnya jumlah pengguna, Lindu mengatakan tak masalah.

“Kami bukan ingin terkenal. Pokoknya kami ingin jadi situs cari jodoh yang terpercaya, ingin menjadiplatformistri yang mencarikan istri untuk suaminya.”

Oh, wow.