Kontroversi TikTok, dari Sensor Konten Muslim Uighur Hingga Jual Data Anak

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 (Ilustrasi/Foto: dok. DailyMail)

Uzone.id-- Sebagai aplikasi media sosial yang mewadahi konten video durasi pendek, TikTok populer banget di kalangan milenial Indonesia hingga negara Barat seperti Amerika Serikat. Baru setahun hadir, TikTok sudah menuai kontroversi di sana-sini.

TikTok awalnya dianggap ‘aplikasi alay’ di Indonesia, tapi pada kenyataannya media sosial satu ini laku juga sebagai wadah berbagi kreativitas hingga kegiatan seru-seruan. Terlepas itu semua, nama TikTok kini semakin melekat dengan ragam kontroversi yang gak cuma kejadian di Indonesia.

Kira-kira apa saja kasus yang pernah menimpa TikTok?

1. Diblokir Kominfo

TikTok pada Juli 2018 sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) karena dianggap tidak punya mekanisme standar konten dan pencegahan bagi konten yang melanggar Undang-Undang di Indonesia.

Menurut Kominfo, TikTok melanggar aturan dengan membiarkan konten pornografi hingga pelecehan agama berseliweran di platformnya, padahal pengguna TikTok banyak yang masih usia belia.

Baca juga:TikTok Digugat Karena Jual Data Anak

Blokir ini kemudian dicabut oleh pemerintah Tanah Air dan TikTok berjanji membersihkan platformnya dari konten tidak senonoh.

2. Disusupi akun propaganda ISIS

Beberapa bulan lalu, TikTok dilaporkan telah disusupi akun-akun propaganda ISIS. Video-video yang diunggah tersebut kabarnya menampilkan mayat, militan, hingga wanita bersenjata ISIS. Untungnya TikTok segera menghapus hampir dua lusin akun yang mengunggah video tersebut.

3. Dipercaya jadi mata-mata China

Entah ini hanya perkara ketegangan Amerika terhadap hal yang berasal dari China atau bagaimana, yang jelas TikTok dianggap sebagai alat mata-mata oleh pemerintah AS.

Pemerintah AS sampai memerintahkan badan intelijen untuk melakukan tinjauan terhadap risiko keamanan nasional yang kemungkinan disebabkan oleh TikTok. Tak cuma itu, Komite Investasi Asing AS (CFIUS) juga melakukan investigasi.

New York Timesbeberapa waktu lalu mewartakan, ada salah satu sumber mengatakan bahwa ‘orang dalam’ pemerintah AS menemukan bukti bahwa TikTok memang mengirim data ke China.

Baca juga:Kronologi TikTok Dituding Jadi Mata-mata China

4. Sensor konten soal Muslim Uighur

Pada akhir November lalu,seorang remaja AS bernama Feroza Aziz mengklaim TikTok telah membatasi postingan soal Muslim di Uighur, China. 

Awalnya, Feroza Aziz memposting video tutorial rias melalui TikTok, namun di sela-sela videonya itu dia menyebarkan kesadaran tentang penahanan satu juta muslim China di kamp Xinjiang. Ia mengatakan bagian tersebut telah disensor oleh TikTok. 

TikTok juga pernah dilaporkan memiliki moderator khusus yang bertugas untuk menyensor video yang mengandung atau menyebut "Tiananmen Square", "Tibetan Indenpendence", hingga kelompok agama "Falun Gong",

5. Jual data anak

Beberapa hari lalu, TikTok dituntut karena dianggap gagal menciptakan perlindungan agar anak-anak di bawah umur tidak menggunakan aplikasi ini. Perusahaan induk ByteDance juga digugat karena dianggap telah mengumpulkan data dari pengguna Musical.ly di bawah usia 13 tahun tanpa persetujuan orang tua, serta menjual data tersebut kepada pengiklan pihak ketiga.